NUSANTARA
KNPI Sumut: Ada Upaya Pengerahan Massa Tolak Kemenangan Ganteng
"Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Utara (Sumut), meminta seluruh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, menahan diri dan tidak membuat kegaduhan politik."
KBR68H, Medan- Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Utara (Sumut), meminta seluruh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, menahan diri dan tidak membuat kegaduhan politik.
Wakil Ketua DPD KNPI Sumut, Solahuddin Nasution, menuturkan, pada Pilgubsu kali ini banyak pihak yang mengacaukan keamanan. Hal itu terlihat dari banyaknya kampanye hitam dan teror dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Teror terbaru, kantor Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara mendapat ancaman bom.
Hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei serta masing-masing pasangan calon pun diminta tidak dijadikan referensi utama. Para pasangan calon diimbau menunggu proses penghitungan yang dilakukan KPU pada Jumat, 15 Maret, sembari melakukan pengawasan sesuai lembar berita acara pemungutan suara, yang dimiliki masing-masing saksi.
"Mari sama-sama jaga kondusifitas keamanan dan suhu politik di Sumut. Jangan membangun opini yang menyesatkan masyarakat," ujar Solah.
Solah juga menyebutkan, pihaknya mendapat kabar akan ada pengerahan massa untuk menolak kemenangan pasangan nomor nomor urut 5 Gatot Pujonugroho-Tengku Erry Nuradi (GanTeng), karena beberapa pasangan cagub dan cawagub tidak sepakat dengan dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
"Saya pikir biarkan KPU dan seluruh jajaran pelaksana pilgub di bawahnya bekerja. Awasi saja, enggak perlu membangun opini yang menyesatkan. Kalau memang ada bukti pelanggaran dari pelaksana ya laporkan. Kan ada ruang hukumnya. Nah masyarakat yang ikut andil dalam pelaksanaan pilgub juga jangan mau dibayar oleh pasangan manapun untuk mengutak-atik hasil suara. Kalau ada yang mencoba-coba laporkan saja," pungkasnya.
Sumber: Star News Radio
- pilkada sumut
- bom
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!