KBR, Banyuwangi- Sebanyak 6000 lebih nelayan di Pelabuhan Muncar,
Banyuwangi Jawa Timur, enggan melaut karena angin kencang dan gelombang
tinggi hingga lima meter. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
(HSNI) Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, ribuan nelayan tersebut
memilih tidak melaut sejak pertengahan Januari lalu. Apalagi hasil tangkapan ikan juga minim. Jika dipaksakan
melaut, nelayan akan merugi karena sekali perjalanan membutuhkan biaya
hingga Rp 15 juta.
"Karena
faktor cucaca sajadan memang karena ikanya sudah dua bulan mengurang,
sudah mulai sepi ikan. Sambil benah- benah jaring, benah- benah
memperbaiki perahunya. Tidak sampai beralih profesi, apa adanya sekarang
kalau misalnya ada yang dijual punya simpanan emas itu yang bisa
dilakukan untuk biaya hidup sehari- harinya," kata Hasan Basri
(13/2/2016).
Hasan Basri menambahkan, para nelayan di
Pelabuhan Muncar, Banyuwangi saat ini hanya bisa beraktivitas ringan
membenahi kapal dan peralatan melautnya yang rusak, sambil menunggu cuca
kembali membaik. Menurut Hasan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari- hari, mereka terpaksa mengadaikan barang berharg yang
dimilikanya. Karena kata dia, para nelayan tidak memiliki keahlian lain selain
mencari ikan di laut.
Hasan berharap kepada Pemerintah Banyuwangi
memperhatikan nasib para nelayan dengan memberikan bantuan modal
nelayan untuk bisa bertahan di musim paceklik saat ini. Selain itu
asuransi nelayan juga diperlukan untuk menjamin kesejahteraan para
nelayan pada masa musim cuaca buruk seperti ini.
Editor: Dimas Rizky