NUSANTARA

Meluas, Retakan Tanah di Lereng Gunung Argopuro

Meluas, Retakan Tanah di Lereng Gunung Argopuro

KBR68H, Situbondo - Retakan tanah di lereng Gunung Argopuro Kabupaten Situbondo Jawa Timur, terus meluas. Bila kemarin berpusat di Desa Mojodungkul Kecamatan Suboh, kini retakan tanah juga terjadi di Desa Cemara di Kecamatan yang sama.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo Zainul Arifin, retakan tanah di Desa Cemara itu mencapai panjang 200 meter dengan lebar 12 meter. Selain itu tanah di desa itu juga ada yang amblas dengan kedalaman satu meter.

Kata dia, retakan tanah di Desa Cemara itu terjadi di area persawahan dan ladang milik warga. Kendati tidak membahayakan warga secara langsung, namun BPBD setempat melarang warga agar tidak berladang di daerah tersebut.

“Masyarakat aktivitasnya sebagian ada di atas itu yang menjadi persoalan bagi kami. Kita tetap kemudian mengupayakan ada relokasi gitu. Kita tidak bisa kalau secara mantau mereka pergi ke ladang gitu ini sudah kerja sama dengan pihak terkait baik Koramil maupun Polsek. Sudah itu kita antisipasi kemudian kita kasih bener tanda larangan disana bahwa tidak boleh masuk ke lokasi,” ujar Zainul Arifin kepada KBR68H.

Kepala BPBD Situbondo Zainul Arifin menambahkan, bersama TNI, Polri, dan pemerintah setempat akan membebaskan area tersebut dari aktivitas masyarakat. Hal ini agar warga yang tetap nekat beraktivitas di tempat itu, bisa diberi arahan agar tidak mendekati area berbahaya tersebut.

Sebelumnya, BPBD Situbondo menyatakan, retakan tanah di lereng Gunung Argopuro Kabupaten Situbondo semakin lebar. setiap harinya muncul retakan baru sepanjang 150 cm dengan kedalamaan 2 hingga 11 cm. Sehingga tidak layak lagi dijadikan untuk hunian warga.

Editor: Anto Sidharta

  • Meluas
  • Retakan Tanah
  • Lereng Gunung Argopuro

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!