NUSANTARA

Letusan Sinabung Tewaskan 14 Orang, Salah Satunya Jurnalis

"Terjangan awan panas Gunung Sinabung hari ini, Sabtu (1/2) menewaskan 11 orang dan tiga orang lainnya luka-luka. Mereka yang tewas diantaranya ada yang berstatus pelajar dan seorang lainnya jurnalis TV media nasional."

Danu Mahardika dan Khusnul Khotimah

Letusan Sinabung Tewaskan 14 Orang, Salah Satunya Jurnalis
Letusan Sinabung, 14 Orang tewas

KBR68H, Jakarta - Terjangan awan panas Gunung Sinabung hari ini, Sabtu (1/2) menewaskan 11 orang dan tiga orang lainnya luka-luka. Mereka yang tewas diantaranya ada yang berstatus pelajar dan seorang lainnya jurnalis TV media nasional.

Kepala Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Asep Sukarna mengatakan, 8 orang korban sudah berada di Rumah Sakit Umum Kabanjahe dan sebagin dari mereka masih dalam proses identifikasi. Sedangkan tiga korban meninggal lainnya masih dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Sementara yang sudah masuk ke rumah sakit ada 8 (orang) tapi belum bisa diidentifikasi semuanya. Kita sedang menunggu identifikasi dari pihak rumah sakit. Ini baru 4 orang yang teridentifikasi ya. Ini semua pelajar dari daerah luar pengungsi. Justru mereka malah masuk ke dalam," jelasnya saat dihubungi KBR68H

Kepala Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Asep Sukarna menambahkan diperkirakan masih ada korban lain di lokasi yaitu sekitar radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Namun proses evakuasi belum dapat dilakukan karena wilayah tersebut masih dikelilingi oleh awan panas. Kata dia evakuasi baru akan dilanjutkan setelah lokasi sudah memungkinkan untuk ditembus tim gabungan. 

Terkait korban yang luka-luka, Juru bicara Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ketiga warga yang terluka akibat terkena awan panas kini dirawat di Rumah Sakit Evarina di Kabanjahe.

"Badan (mereka) luka, kena kaki dan sebagian tangannya. Semua dirawat di ruang intensif. Tiga orang itu ,dua diantaranya adalah Sehat Sembiring dan Surya Sembiring yaitu bapak dan anaknya. Mereka warga Kabanjahe yang akan ziarah ke desa Sukameriah di bagian atas di radius 2,7 kilometer dari Sinabung," jelas Sutopo saat dihubungi KBR68H.

Sementara, korban ketiga adalah Doni Milala (60) warga Desa Sukameriah yang sedang menengok rumahnya setelah ditinggal mengungsi.

Sutopo menjelaskan, erupsi setinggi 2000 meter terjadi sekitar pukul 10.30 pagi tadi selama sekitar 8 menit. Erupsi tersebut disertai luncuran awan panas sepanjang 4,5 kilometer ke arah selatan dan tenggara. Hingga saat ini tim gabungan masih bekerja di lapangan untuk memastikan kemungkinan adanya korban lain akibat letusan ini.

Berikut nama-nama korban yang tewas:
1. Alexander Sembiring (Warga Simpang Korpi Kabanjahe, pelajar SMA 1 Merdeka).
2. Daud Surbakti (17 th, Desa Payung, Pelajar).
3. Dipa Nusantara (17 th, SMA Brastagi).
4. David (17 th, Kelas 2 SMK Simpang Korpri)
5. Mahal Sembiring, 25 th, guru honor SD Gurukinayan, asal Payung.
6. Rizal Sahputra, 23 th, Jl, Karya Bhakti Medan (Wartawan Jurnal Sumut)
7. Teken sembiring, 47 th, Ds. Gurki.
8. Santun Siregar, 25 th, GMKI Kuta Cane (mahasiswa)
9. Vitriani Br napitupulu.
10. Asran lubis (21 th.ds perdamaian Kuta Cane).
11. Marudut Brisnu, 25 thn Kota Tengah Aceh Tenggara.
12. Daniel Siagian, Mahasiswa warga Aceh Tenggara.
13. Julpiandi Mori, 21 thn Mahasiswa warga Kota Cane
14. Tomas Lakae 27 thn warga Medan.

Menurut Sutopo, Semua korban ditemukan di Desa Sukameriah yang berjarak 3 km dari puncak kawah Gunung Sinabung. Semua korban tersapu oleh awan panas yang terjadi pada pukul 10.30 wib saat terjadi erupsi Gunung Sinabung dengan tinggi kolom erupsi 2 km dan jangkauan awan panas ke arah tenggara-selatan sejauh 4,5 km.

Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem adalah desa-desa yang berada diradius 3 km di sisi tenggara-sel atan bukaan kawah Siabung. Sutopo menjelaksan, warga tersebut nantinya perlu direlokasi. Diperkirakan di lokasi masih ada korban. Namun evakuasi belum bisa dilakukan karena potensi susulan awan panas dan gelap. Minggu besok (2/2) evakuasi akan dilanjutkan.

Perketat Pengawasan Perbatasan

Pascaadanya korban Gunung Sinabung,  Pemerintah Kabupaten Karo Utara bakal memperketat pengawasan batas wilayah radius berbahaya 5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

Juru bicara Pemkab Karo Johnson Tarigan mengatakan selama ini pengawasan terkendala banyaknya akses jalan sehingga sulit mengawasi orang yang masuk ke wilayah berbahaya.

"Sudah kita himbau. Di jalur itu memang ada petugasnya. Tapi memang akses ke situ ada jalan-jalan tikusnya, ada beberapa akses jadi orang bisa saja masuk tanpa terawasi lagi. Untuk (batas wilayah) yang radius 5 Km itu mau kita perketat lagi," tegasnya saat dihubungi KBR68H, Sabtu (1/2)

Untuk itu, kata dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan BNPB terkait peningkatan pengawasan ini.

Tiga Kali Letusan


Terkait letusan Gunung Sinabung,  Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gunung ini memuntahkan awan panas sebanyak tiga kali dengan tinggi 2000 meter.

Kepala PVMBG Hendrasto mengatakan erupsi ini terbilang kecil dibandingkan hari sebelum-sebelumnya. Namun karena sepekan ini letusannya terbilang jarang atau paling banyak tiga kali sehari, maka erupsi pada hari ini terlihat besar. Tewasnya belasan orang hari ini akibat awan panas lebih disebabkan mereka masuk di radius kurang dari 3 kilometer atau jalur rawan panas.

“Tadi ada erupsi disertai awan panas dengan tinggi hanya 2000 meter. Bahkan sebelumnya ada yang 4000 sampai 5000 meter. Korban itu akrena berada di radius 3 kilometer, kalau di luar 5 kilometer ya tidak masalah, “ jelas Kepala PVMBG Hendrasto.

Editor: Anto Sidharta

  • Letusan Sinabung
  • 14 Orang tewas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!