NUSANTARA

Edukasi Liputan Bencana Minim, Wartawan Tewas di Sinabung

"Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menilai tewasnya jurnalis dalam bencana, merupakan dampak kurangnya edukasi liputan kebencana dari perusahaan pers. Pernyataan ini terkait tewasnya seorang wartawan media lokal saat meliput erupsi Gunung Sinabung yang men"

Indra Nasution

Edukasi Liputan Bencana Minim, Wartawan Tewas di Sinabung
Edukasi, Liputan bencana, Wartawan, Sinabung

KBR68H, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menilai tewasnya jurnalis dalam bencana, merupakan dampak kurangnya edukasi liputan kebencana dari perusahaan pers. Pernyataan ini terkait tewasnya seorang wartawan media lokal saat meliput erupsi Gunung Sinabung yang mengeluarkan awan panas hari ini.

Ketua AJI Indonesia, Eko Maryadi mengatakan, perusahaan pers wajib memberikan pelatihan, dengan melihat kondisi Indonesia yang rawan bencana.

"Bagian penting dari merekrut seorang wartawan, adalah memberikan pelatihan supaya mereka bisa menghadapi berbagai situasi, bukan hanya situasi yang mudah tetapi juga situasi yang sulit, itu harus bisa diperkirakan oleh perusahaan pers, selain itu si wartawan yang bersangkutan harus memiliki pemahaman yang cukup, bahwa tidak ada berita yang harganya setara dengan nyawa," kata Eko kepada KBR68H, Senin (1/2).

Terjangan awan panas gunung Sinabung hari ini menewaskan 14 orang. Mereka diantaranya ada yang berstatus pelajar dan seorang lainnya wartawan Jurnal Sumut bernama Rizal Sahputra (23 tahun) yang berdomisili di Medan.

Hingga kini diperkirakan masih ada korban lain di lokasi yaitu sekitar radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Namun proses evakuasi belum dapat dilakukan karena wilayah tersebut masih dikelilingi oleh awan panas. Kata dia evakuasi baru akan dilanjutkan setelah lokasi sudah memungkinkan untuk ditembus tim gabungan.

Editor: Anto Sidharta

  • Edukasi
  • Liputan bencana
  • Wartawan
  • Sinabung

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!