NUSANTARA

Bantuan untuk Petani Pati Cair Sebelum Masa Tanam

"Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjanji mencairkan bantuan kepada petani sebelum masa tanam baru. Ini terkait dengan terendamnya ribuan hektar sawah akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah."

Bantuan untuk Petani Pati Cair Sebelum Masa Tanam
petani, bencana alam, sawah, pati

KBR68H, Jakarta - Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjanji mencairkan bantuan kepada petani sebelum masa tanam baru. Ini terkait dengan terendamnya ribuan hektar sawah akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah. 


Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati, Silvinus Sibabhoka mengatakan, pihaknya sudah memiliki data berapa jumlah uang dan benih yang akan diberikan kepada petani.


"Semuanya sudah terdata semua pasca banjir ini. Itu kan ada jadwal tanam. Ada yang surut lebih dulu, tentunya mereka akan mengolah sawahnya lebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Dan tentu saja mereka menanamnya lebih dulu. Dan yang terdata selama ini, sebagian besar mereka akan menggarap mulai bulan ini hingga Maret," jelasnya.


Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mendorong pemerintah memberi ganti rugi pada petani korban bencana alam. Ganti rugi dapat digunakan untuk membeli pupuk dan bibit tanaman baru, sehingga ketahanan pangan dan jaminan sosial petani terjaga. Ganti rugi itu penting agar petani tak bekerja serabutan dan stok pangan nasional tak terganggu. 


Pemerintah sudah menyanggupi rencana itu dan berniat memberikan dana kompensasi ganti rugi bagi petani korban bencana alam sebesar Rp 1,7 juta hingga Rp 2 juta per orang. Syaratnya, kerusakan lahan akibat bencana lebih dari 75 persen. Bantuan dialokasikan melalui anggaran darurat di Kementerian Pertanian di APBN yang mencapai Rp 200 miliar.


Editor: Antonius Eko 

  • petani
  • bencana alam
  • sawah
  • pati

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!