NUSANTARA

Selisih DPS dengan DP4 Pilkada Jateng di Kabupaten Pati Mencapai Puluhan Ribu Jiwa

"KBR68H, Pati - Daftar Pemilih Sementara (DPS), hasil pencocokan dan penelitian (coklit), terhadap Data Penduduk Pemilih Potensial Pemilu (DP4) Pilkada Jawa Tengah di Kabupaten Pati, terjadi selisih yang cukup signifikan."

Radio Pas FM Pati

Selisih DPS dengan DP4 Pilkada Jateng di Kabupaten Pati Mencapai Puluhan Ribu Jiwa
DPS, kabupaten pati

KBR68H, Pati - Daftar Pemilih Sementara (DPS), hasil pencocokan dan penelitian (coklit), terhadap Data Penduduk Pemilih Potensial Pemilu (DP4) Pilkada Jawa Tengah di Kabupaten Pati, terjadi selisih yang cukup signifikan. Selisih itu mencapai puluhan ribu jiwa.

Anggota KPU Kabupaten Pati Divisi Pemutakhiran Data Pemilih dan Pencalonan Endro Jatmiko, terjadinya selisih dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adanya pemilih ganda. Untuk itu, masyarakat yang belum terdata dalam DPS dapat segera melapor ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) setempat.

“Masyarakat bisa mencermati DPS itu, sehingga apabila ditemukan hal-hal yang terkait dengan pemilih, khususnya bagi pemilih yang belum terdaftar dan memenuhi syarat untuk memilih, segera berhubungan dengan PPS untuk didata dalam daftar pemilih tambahan,” jelasnya.

Selisih antara DP4 dan DPS Pilkada Jateng di Kabupaten Pati, mencapai lebih dari 70ribu jiwa lebih. Di DP4 jumlah pemilih tercatat lebih dari 1,1juta jiwa, namun setelah di coklit, didapat  DPS tercatat 1,03jiwa jiwa.

Endro Jatmiko menambahkan,  proses pencermatan DPS akan dilakukan selama dua puluh delapan hari ini, untuk menjamin hak konstitusi warga negara dalam menggunakan hak pilihnya di Pilgub Jateng, 26 Mei 2013 mendatang.

Sumber:http://pasfmpati.com/101/index.php?option=com_content&view=article&id=4169:jumlah-pemilih-di-dp4-dan-dps-terjadi-selisih-signifikan&catid=1:latest-news


  • DPS
  • kabupaten pati

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!