NUSANTARA

Ratusan Personel Kopasgat TNI AU Bakal Mengamankan Bandara di Papua

"360 personel Kopasgat TNI AU akan mengamankan sejumlah bandara dan pos-pos di wilayah pegunungan."

Arjuna Pademme

Ratusan Personel Kopasgat TNI AU Bakal Mengamankan Bandara di Papua
Ilustrasi: Pesawat perintis dari maskapai AMA di Papua. Dok: Dephub

KBR, Jayapura- Komando Daerah Militer atau Kodam XVII Cenderawasih Papua menyiapkan ratusan personel Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara (AU) untuk mengamankan bandara di daerah rawan konflik bersenjata di sana.

Pangdam Cenderawasih, Muhammad Saleh Mustafa mengatakan 360 personel Kopasgat TNI AU akan mengamankan sejumlah bandara dan pos-pos di wilayah pegunungan.

Sebab, selama ini sejumlah bandara dan pos-pos tersebut sering mendapat gangguan dari kelompok bersenjata. Situasi itu menyebabkan aktivitas transportasi warga di sana terganggu.

Bandara-bandara yang rawan gangguan dari kelompok bersenjata antara lain bandara di Kabupaten Nduga, Pegunungan Bintang dan Yahukimo, serta di Provinsi Papua Pegunungan.

"Bandara-bandara ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya sebagai sarana transportasi. Bandaranya ada delapan, posnya ada 12. Seperti di Intan Jaya, Pegunungan Bintang, di Puncak, kemudian di Nduga. Di Nduga ini termasuk yang rawan, ya, kemarin seperti bakar pos yang dekat bandara itu," kata Pangdam Cenderawasih, Muhammad Saleh Mustafa dalam siaran persnya, Jumat, (6/1/2023).

Baca juga:

Pangdam Cenderawasih, Muhammad Saleh Mustafa menjelaskan pengamanan di sejumlah bandara itu mesti diperketat. Sebab, selama ini bandar udara itu merupakan akses utama menuju dan keluar dari wilayah kabupaten tersebut.

Kata dia, daerah-daerah rawan konflik di wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah hanya bisa diakses menggunakan pesawat udara berbadan kecil.

Namun, ketika bandara mendapat gangguan keamanan, pilot dan maskapai penerbangan menghentikan penerbangan ke wilayah rawan itu hingga berbulan-bulan.

Situasi tersebut menyebabkan warga di wilayah tersebut kesulitan akses transportasi dan pasokan kebutuhan pokok terhambat.

Editor: Sindu

  • Papua
  • konflik Papua
  • TNI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!