NUSANTARA

Penderita DBD Di Jawa Timur Meningkat, 977 Kasus, 17 Meninggal

DBD
Ilustrasi - Petugas melakukan foging di kawasan perumahan untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD). (Foto: ANTARA/Teguh Prihatna)

KBR, Surabaya - Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur mulai meningkat pada awal tahun 2022.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat ada 977 kasus DBD dan 17 korban meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Erwin Astha Triyono mengatakan, masyarakat harus melakukan tindakan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kemampuan kesehatan) agar kasus DBD di Jatim tidak membludak.

Erwin mengatakan langkah yang harus ditempuh masyarakat adalah dengan tetap menjalankan 3M (menguras, menutup rapat tempat penampungan air, dan menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas) untuk mencegah agar nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak.

"Preventif jauh lebih efektif dalam penanganan DBD. Ini menjadi kunci jangan sampai kasusnya membludak atau meningkat. Edukasi menjadi pilihan terbaik demam berdarah tidak terlepas dari faktor utamanya nyamuk. 3M itu terbaik," kata Erwin di Surabaya, Kamis (27/1/2022).

Baca juga:

Erwin Astha mengatakan penularan DBD disebabkan nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang mendapat virus dengue ketika menghisap darah seseorang terpapar sakit DBD, namun tidak menunjukkan indikasi gejala sakit.

Erwin mengatakan penularan DBD harus dicegah dengan pelaksanaan fogging secara berkala.

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, wilayah tertinggi penularan DBD ada di Kabupaten Bojonegoro dengan 112 pasien. Diikuti Ngajuk sejumlah 72 penderita, Malang sebanyak 66 orang, serta Ponorogo dan Sidoarjo masing-masing 53 orang.

Jumlah pasien yang meninggal sebanyak 17 pasien, tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya tiga orang dari Pamekasan, dua orang dari masing-masing daerah Bojonegoro dan Nganjuk, serta masing-masing 1 orang dari Bangkalan dan Kediri.

Editor: Agus Luqman

  • DBD
  • demam berdarah
  • Jawa Timur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!