BERITA

PDAM Rembang: Penurunan Debet Bukan Karena Tambang Semen

"PDAM Rembang tak khawatir jika pabrik Semen Indonesia tetap berjalan."

PDAM Rembang: Penurunan Debet Bukan Karena Tambang Semen
Ilustrasi


KBR, Rembang– Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah Kec. Sale, Kab. Rembang, Jateng mengakui terjadinya penurunan debet sumber air. Direktur PDAM Kab. Rembang, Muhammad Affan menjelaskan sejak 2004-2012 debet sumber air tersebut yang totalnya semula mencapai 600 liter per detik, kini menjadi 400 an liter per detik. Data itu berdasarkan penelitian Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah. Sementara pihaknya baru menyedot 80 liter per detik.

Affan menyebut penurunan debet itu terjadi lantaran penggundulan hutan yang marak selama masa reformasi lalu. Meski di wilayahnya terdapat pabrik semen, namun hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan data penelitian secara konkret.


Muhammad Affan pun mengaku tak khawatir jika pabrik Semen Indonesia jadi beroperasi.


"PDAM sendiri atas dibangunnya pabrik semen, tidak mempersoalkan, karena debet air di Sumber Sale dari tahun 2004 sampai 2012 memang ada penurunan. Tapi dari banyak diskusi kami dengan pegiat lingkungan, penurunan debet air itu lebih banyak disebabkan penggundulan hutan. Apabila dikaitkan dengan penambangan batu di kec. Sale, kami belum pernah menerima dokumen penelitian, sehingga kami tidak bisa berkomentar soal itu," ungkapnya kepada KBR, Jumat (27/01).


Muhammad Affan menambahkan kawasan penambangan batu kapur di Kec. Sale hanya berjarak sekitar 2 Km dari sumber air. Sementara area pertambangan Semen Indonesia berjarak 20an Km.


Menurutnya yang sekarang harus didorong adalah kedisiplinan pengelola tambang di Kec. Sale, supaya mau melakukan reklamasi dan reboisasi pasca tambang. Tujuannya, untuk menambah daerah tangkapan air.

Editor: Dimas Rizky 

  • PT Semen Indonesia
  • PDAM Rembang
  • Sumber Mata Air

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!