BERITA

Kepolisian Cari Keluarga Terduga Teroris Yang tertembak di Poso Pesisir

"Kepolisian sudah mengambil DNA korban"

Erna Dwi

Kepolisian Cari Keluarga Terduga Teroris Yang tertembak di Poso Pesisir

KBR, Palu– Kepolisian Sulawesi Tengah merilis ciri-ciri jenazah  terduga teroris. X menjadi korban saat empat hari lalu terjadi baku tembak antara  kelompok terduga teroris dan aparat gabungan TNI Polri di pegunungan Tineba, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.


Hingga kini kepolisian belum mengetahui   identitas korban.


Juru bicara Kepolisian Sulteng,  Hari Suprapto mengatakan proses identifikasi yaitu pengambilan sample luar atau sample fisik yang terlihat kasat mata sudah dilakukan. Selain itu juga dilakukan pengambilan sample DNA (deoxyribonucleic acid ).


“Dari  pemeriksaan ditemukan atau yang diketahui oleh media adalah ciri-ciri  sebagai berikut; Seorang laki-laki dengan kulit sawo matang, tinggi badan 165 cm, umur antara 30 atau 40 tahun. Kemudian ciri-ciri khusus di tubuh atau  wajah korban tidak ada,” kata Juru bicara Kepolisian Sulteng,  Hari Suprapto, Senin (18/01/2016).


Hari mempersilahkan barang siapa merasa kehilangan anggota  keluarga dengan ciri-ciri yang dimaksud disilahkan menghubungi Polda Sulteng khususnya di RS. Bayangkara, maupun bidang  Dokkes. Warga diminta  untuk melakukan visual pengecekan maupun nanti apabila ternyata kuat adalah keluarganya untuk diambil sample DNAnya.


Sebelumnya terjadi kontak tembak antara pasukan gabungan TNI Polri dan kelompok sipil bersenjata  terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Baku tembak yang terjadi di wilayah pegunungan tepatnya di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan,   menewaskan satu orang terduga teroris kelompok Santoso.



Editor: Rony Sitanggang

  • Juru bicara Kepolisian Sulteng
  • Hari Suprapto
  • terduga teroris
  • baku tembak
  • korban tewas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!