PILIHAN REDAKSI
Kanker Anak Bisa Timbul Begitu Saja, Ini solusinya
"Kalau terkena kanker mata, mau gak mau harus dibuang, jangan ditunda, karena kankernya akan bertambah parah."
Eka Jully
Anda bingung saat mengetahui anak Anda yang baru lahir terkena kanker?
Apa penyebab kanker pada anak? Menurut Prof. Dr. Djajadiman Gatot, SpA
(K), Konsultan Senior Hematologi dan Onkologi Anak, pada umumnya kanker
anak timbulnya begitu saja. Dari lahir pun, bisa saja sudah dihinggapi
kanker.
“Karena anak-anak ini belum terpapar macam-macam, tahu-tahu dapat
kanker, jadi sampai saat ini belum ada bukti yang pasti darimana asal
kanker itu. Kecuali, satu hal, kalau ibunya terpapar kanker, bayi yang
dilahirkan bisa terkena juga. Selain itu, kemungkinan adanya zat-zat
genetik atau kromosom, ini pun masih dalam penelitian, zat kromosomnya
di mana?” ujarnya saat berbincang bersama KBR pada program Klinik KBR,
Selasa (12/01/2016).
Ia menambahkan, ada pula kasus insidentil, seperti ada suatu kelompok
sel yang mau membentuk organ tapi gagal dikendalikan atau dikoordinir.
Karena itu, sel tadi tumbuh menjadi kanker, atau tak menjadi sesuatu
yang berbentuk.
Bisakah dideteksi sebelum lahir? Menurut Djajadiman, jika ada USG yang
canggih, saat bayi masih dalam kandungan bisa saja diketahui kalau ada
kanker atau sesuatu yang bukan bagian organ, tumbuh dan terlihat di
tubuh bayi, apalagi kalau tumbuhnya di luar badan. Tapi, kalau di dalam
tubuh agak sulit mendeteksinya. Meski begitu, kanker anak tak bisa juga
disebut dari faktor genetik atau keturunan.
Setelah anak lahir, yang bisa dideteksi salah satunya adalah kanker
darah, yang sel darah putihnya abnormal. Kanker darah, akan menganggu
produksi sel darah merah dan putih, maka gejalanya adalah pucat, mudah
berdarah, kulit kebiru-biruan, nyeri pada anggota gerak, hati dan
limpanya bengkak, dll. Kanker darah tak mempunyai stadium, karena sifat
atau kankernya beredar.
“Yang susah itu apabila kankernya berasal dari dalam perut, karena perut
itu kan longgar, dia akan membesar dan butuh waktu lama baru bisa
merabanya. Biasanya, ketika ibu memandikan anaknya, baru bisa meraba
perutnya, atau kok tiba-tiba pakaian anak cepat mengecil?” ujarnya.
Kanker, secara umum jika ditemukan dalam stadium dini, maka tingkat
kesembuhannya cukup tinggi, karena belum menyebar. Apalagi pada anak,
kesembuhannya bisa mendekati 100 persen. Tapi, masing-masing sel
mempunyai agresifitas yang cukup tinggi, ada yang lama menyebar ada yang
tidak.
Asal muasal sel berbeda, pada anak-anak selnya belum spesifik, kalau
dewasa sudah spesifik dan sudah berfungsi, jadi lebih sulit
dikendalikan.
Di Indonesia, kanker anak usia 0-18 tahun yang banyak ditemui yaitu
kanker leukimia /kanker darah akut, kanker mata primer, kanker ginjal,
kanker syaraf dan kanker tulang.
Pengobatan kanker anak sama dengan orang dewasa, salah satunya melalui
kemoterapi untuk mengejar sel yang terlepas ke mana-mana. Resiko
kemoterapi pada anak-anak, bisa juga mengalami rambut rontok karena
kemoterapi bekerja mengganggu akar rambut. Tapi kalau kemoterapi sudah
selesai, menurut dokter yang berpraktek di RSCM ini, rambut akan tumbuh
lagi. Selain kemoterapi, pasien juga diberikan obat anti muntah dan anti
nyeri. Pengobatan masing-masing kanker memerlukan waktu yang
berbeda-beda.
Untuk itu, Djajadiman menyarankan orang tua harus melakukan deteksi dini
aktif atau pengawasan untuk mengetahui gejala kanker pada anak-anaknya,
agar segera bisa dipulihkan. Misalnya, kalau terkena kanker mata, mau
gak mau harus dibuang, jangan ditunda, karena kankernya akan bertambah
parah.
"Prinsip dasar kanker itu, di mana ia tumbuh, maka harus dibuang," tegasnya.
Rumah Singgah Bagi Anak Penderita Kanker
Anda pernah mendengar rumah singgah ini? Menurut Ketua Yayasan Kasih
Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Ira Soelistyo, rumah singgah yang disebut
sebagai RUMAH KITA ini, adalah tempat atau rumah ke dua bagi anak-anak
penderita kanker dari seluruh Indonesia. Rumah singgah ini bekerjasama
dengan pihak rumah sakit. Meski begitu, di rumah ini tak mempunyai
fasilitas untuk pengananan medis, hanya menyediaakan fasilitas
penampungan saja, seperti makanan, tempat tidur dan area bermain.
“Saat ini kapasitas rumah singgah untuk 40 anak. Yang ditampung adalah
anak-anak dari usia 0 hingga 18 tahun. Kita tak pernah menolak jika ada
anak yang ingin tinggal di rumah singgah, meski rumah sudah penuh.
Karena mereka jauh-jauh datang dari Papua atau Batam, misalnya, gak
mungkin ditolak, mereka mau kemana?” jelas Ira.
Anak-anak yang datang dari luar Jakarta, menurut Ira, adalah anak-anak
yang rumah sakit di daerahnya tak mempunyai fasilitas lengkap untuk
pengobatan kanker yang dideritanya, jadi mereka dikirim ke Jakarta.
Anak-anak yang tinggal di rumah singgah, berkewajiban merawat dan
membersihkan rumah tersebut. Ada koordinator yang disebut sebagai ibu
asrama, untuk mengontrol atau membuat menu makanan yang bahan-bahannya
sudah disiapkan. Selain menu, fasilitas seperti pampers, permainan, dan
arena lapangan untuk bermain, juga sudah disiapkan.
Selain itu, bagi yang tinggal di rumah singgah dalam waktu lama,
disediakan juga guru yang bersertifikasi dan bergelar Sarjana
Pendidikan, untuk mengajarkan pelajaran atau pun musik yang sesuai
dengan kurikulum sekolah. Nilai siswa, akan ditransfer ke sekolah
asalnya. Jika memasuki masa ujian, maka siswa akan didaftarkan ke
sekolah terdekat.
“Kami tidak membatasi harus kapan anak-anak tinggal di rumah singgah,
karena pengobatan kanker butuh waktu lama, berkisar 5 bulan sampai 2
tahun. Bahkan ada yang 3 sampai 4 tahun, tergantung kondisi anaknya.
Malah kami imbau kepada anak-anak penderita kanker, kalau belum
kemoterapi jangan pulang dulu, deh, ”ujarnya.
Ira menambahkan, di tempat ini mereka bisa saling sharing informasi dan
saling menguatkan mental, sehingga membantu menumbuhkan rasa percaya
diri bagi anak yang tengah berobat.
YKAKI, hanya menetapkan biaya Rp5 ribu per keluarga (1 pasien 1
pendamping) per hari, itu pun bila mereka mampu. Penetapan biaya itu,
kata Ira, dimaksudkan agar mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab
tinggal di rumah tersebut. Sementara dana utama, berasal dari sumbangan
para donatur, perusahaan dan juga masyarakat.
“Penyakit kanker pada anak itu serius, tapi bukan bearti akhir dari
segalanya, dan dibanding kanker pada orang dewasa, penyembuhan kanker
pada anak itu kemungkinan tinggi, tinggal bagaimana kita menyikapi dan
mengobatinya,” pungkasnya.
Jika ada saudara atau kerabat Anda yang ingin tinggal di Rumah Singgah atau RUMAH KITA, silahkan singgah di Jalan Percetakan Negara IX No.10 A, Jakarta Pusat. Selain di Jakarta, hadir pula di Bandung, Jogyakarta, Denpasar, Manado, Makassar dan Pekanbaru. Sejak 2007, hampir 700 anak yang sudah ditampung di Rumah Singgah yang digagas oleh YKAKI. Untuk informasi lebih lengkap, silahkan kulik di www.ykaki-indo.org
- kanker
- kanker anak
- Penderita Kanker
- kanker darah
- kanker mata
- Rumah singgah
- RUMAH KITA
- YKAKI
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!