BERITA

Bondowoso Target Eskpor 1.500 Ton Kopi

"Poduktifitas kopi di Bondowoso sudah mencapai 1 ton per hektar."

Bondowoso Target Eskpor 1.500 Ton Kopi
Perkebunan kopi di Bondowoso. Foto: KBR/Friska Kalia

KBR, Bondowoso– Petani kopi di Bondowoso, Jawa Timur menargetkan bisa mengekspor sedikitnya 1.500 ton kopi arabika speciality ke berbagai negara di Amerika dan Eropa tahun ini.

Ketua Asosiasi Kopi Indonesia, Sumarhum mengatakan, pihaknya optimis target ini bisa tercapai mengingat produktifitas lahan kopi di Bondowoso sudah mencapai 1 ton per hektar. Dia bahkan memprediksi ekspor kopi mampu melampaui target sebab Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso tengah melakukan konversi lahan kopi robusta menjadi arabika.

"Untuk ekspor mungkin bisa mencapai 1.500 ton. Sekarang sudah kita atur untuk ketinggian 700 meter kebawah kita tanami robusta dan 700 keatas kita konversi ke arabika,” kata Sumarhum, Senin (4/1/2016).

Meski perluasan lahan bukan indikator utama naiknya produksi kopi, namun Sumarhum menyambut baik langkah yang diambil Pemkab Bondowoso ini. Nantinya lahan dengan ketinggian 700 – 2.000 mdpl akan dikonversi menjadi lahan kopi arabika speciality.

“Sebenarnya yang paling utama adalah menjaga agar produktifitas tetap banyak kita juga harus mempertahankan kualitas. Kalau ada alih fungsi lahan jadi arabika itu lebih baik lagi,” imbuhnya.

Asosiasi Petani Kopi Indonesia mencatat jumlah ekspor kopi Indonesia ke berbagai negara di dunia terus meningkat setiap tahun. Tahun 2015 lalu, Indonesia mengeskpor sedikitnya 650 ribu ton kopi. Angka ini juga diprediksi akan meningkat tahun 2016 ini. Sementara harga kopi dunia saat ini sedang tinggi yakni berkisar antara $ 5 - $ 6 per kilo untuk kopi speciality dan $ 2 per kilo untuk kopi komersial. 

Editor: Malika

  • petani kopi
  • Bondowoso
  • Ekspor Kopi Bondowoso
  • kopi bondowoso

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!