NUSANTARA

Ini Alasan Walhi Jatim Tolak Proyek Energi Alternatif

"Proyek energi alternatif yang akan dilaksanakan di kawasan Gunung Ijen mendapat penolakan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur."

Ini Alasan Walhi Jatim Tolak Proyek Energi Alternatif
Walhi Jatim, Proyek Energi Alternatif

KBR, Bondowoso – Proyek energi alternatif yang akan dilaksanakan di kawasan Gunung Ijen mendapat penolakan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur.

Menurut Direktur Eksekutif Daerah Walhi, Ony Mahardika, penolakan tersebut dikarenakan proyek pertambangan panas bumi oleh PT Medco Geothermal Indonesia akan mengancam sumber air bagi warga.

“Kami Walhi Jawa Timur sangat menolak. Artinya harus melihat resiko yang akan ditimbulkan. Penerapan energi alternatif harusnya tidak beresiko. Geothermal salah satu konsumsi terbesarnya adalah air,” kata Ony Mahardika saat dikonfirmasi Portalkbr, Selasa (6/1).

Selain itu, proyek ini juga berpotensi mencemari air di lingkungan seputar proyek. Hal ini dikarenakan sungai yang ada di Kabupaten Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi berhulu di kawasan hutan Gunung Ijen.

Pihaknya, kata Ony, tengah bernegosiasi dengan pemerintah di tiga kabupaten yang masuk wilayah Gunung Ijen yakni Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi untuk menghentikan proyek tersebut. Ini mengingat dampak proyek itu pada lingkungan dan masyarakat.

“Kita upayakan akan berkirim surat ke Pemda terkait. Memang masih menjadi perdebatan, namun kami Walhi Jatim sudah sepakat menolak pengeboran energi panas bumi ini, karena masih banyak energi alternatif lain,” imbuhnya.

Proyek pengeboran energi panas bumi (Geothermal) di Desa Blawan ini diperkirakan bisa menghasilkan energi listrik sebesar 270 megawatt. Energi ini nantinya akan digunakan untuk pemenuhan energi masyarakat di wilayah Bondowoso, sebelum dijual kepada PT. PLN.

Editor: Anto Sidharta

  • Walhi Jatim
  • Proyek Energi Alternatif

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!