NUSANTARA

Gelombang Setinggi 4 Meter Bikin Nelayan Lhokseumawe Menganggur

"Ribuan nelayan di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Pusong, Kota Lhokseumawe, Aceh, menganggur akibat dihantam ombak setinggi empat Meter."

Erwin Jalaluddin

Gelombang Setinggi 4 Meter Bikin Nelayan Lhokseumawe Menganggur
Gelombang, Nelayan Lhokseumawe

KBR, Lhokseumawe – Ribuan nelayan di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Pusong, Kota Lhokseumawe, Aceh, menganggur akibat dihantam ombak setinggi empat Meter.

Pemilik Kapal Motor Zam-Zam Lhokseumawe, Heri mengatakan, cuaca ekstrem yang melanda pesisir pantai Selat Malaka menyebabkan nelayan gagal melaut atau kehilangan sumber mata pencaharian. Selain gelombang tinggi juga kerap dilanda hujan deras dan petir, sehingga menimbulkan arus ombak besar.

”Sekarang angin timur, kalau cuaca seperti ini ya pasti berombak. Kadang-kadang gak bisa lempar pukat, gak bisa kerja karena angin kencang. Ada yang tiga meter, ada yang empat meter di laut lepas. Kalau sudah begini kondisinya boat balik lagi ke dermaga, ” kata Heri kepada portalkbr, Sabtu (17/1).

Ia menambahkan, pihaknya belum dapat memprediksi gangguan cuaca buruk itu kembali mereda. Menyusul prakiraan awan hitam dan tebal masih menyelimuti daerah itu yang beresiko mengancam keselamatan jiwa nelayan menjaringkan ikan dilautan lepas.

Hal yang sama diungkapkan salah seorang Anak Buah Kapal (ABK) KM Mutiara Bahari, Ilham, bahwa pihaknya kesulitan mengarungi samudera laut tersebut dikarenakan arus yang tak terkendali. Dampak angin timur yang berhembus kencang di pantai memaksa boat nelayan merapat di dermaga.

”Kalau sudah begini ekonomi kami nelayan bisa-bisa terjepit. Dan, mungkin biasanya sesuai ilmu alam cuaca kembali normal ketika menjelang akhir bulan Februari,” ujarnya.

Menurut Ilham, banyak diantara boat pukat langga yang bersikeras melaut terpaksa merugi karena telahdengan mengeluarkan biaya mencapai Rp10 juta.

Editor: Anto Sidharta

  • Gelombang
  • Nelayan Lhokseumawe

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!