NUSANTARA

Elpiji Langka, Ibu di Mataram Makan Beli Nasi Bungkus

Elpiji Langka, Ibu di Mataram Makan Beli Nasi Bungkus
Elpiji Langka, Ibu di Mataram

KBR, Mataram - Memasuki pertengahan Januari, peredaran tabung gas elpiji 3 kilogram  di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin langka.

Banyak warga yang rela berkeliling mencari tabung elpiji 3 kilogram ke sejumlah pengecer, namun hasilnya tetap nihil. Kalaupun ada pengecer yang masih memiliki stok elpiji bersubsidi itu, harganya mencapai Rp25 ribu per tabung.

Asnia, salah seorang pedagang kaki lima di kawasan Jalan Bung Hatta mengatakan sangat dirugikan dengan kelangkaan tabung gas ini.  Selama tiga hari terakhir, dia mengaku telah mencari elpiji di beberapa tempat seperti di wilayah Cakra, Pajang, Sayang-Sayang, Kekalik hingga Dasan Agung. Namun barang yang dicari tidak kunjung didapat. Dia memprotes pemerintah yang lamban merespon kebutuhan masyarakat.

“Mau kembali ke zaman dulu ini makan tidak dapat. Langka sejak bulan Maulid ini sudah, kalaupun ada kemarin Rp22 ribu, sekarang sudah Rp25 ribu, tapi sudah habis. Sekarang pakai kayu bakar, tapi bagaimana masa pakai kayu terus. Kalau ada kayu kering kita tinggalnya disini, tidak dipelosok cari kayu gampang kita dapat. Kita mau tebang kayu tidak boleh, jadi masalah,” keluh Asnia kepada Portalkbr, Selasa (13/1).

Dia menduga, langkanya elpiji bersubsidi ini turut dipicu oleh banyaknya warga yang memburunya untuk kebutuhan Maulid. Akibat langkanya elpiji di Mataram, dia tidak lagi menjual kopi dan memasak sehari hari. ”Kalau makan ya pakai nasi bungkus saja selama tiga hari,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB, Muhammad Husni mengatakan, kelangkaan elpiji ini akan segera normal. Dia memperkirakan gas elpiji akan normal di pasaran pada Februari mendatang karena kuota 2015 sebesar 61 ribu metrik ton sudah terdistribusi. Jumlah ini naik sebesar 15 persen dari kuota tahun 2014.

Editor: Anto Sidharta

  • Elpiji Langka
  • Ibu di Mataram

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!