NUSANTARA

Tarik Ulur Kepentingan, Jenazah Pemimpin OPM Belum Diotopsi

"Otopsi jenazah Danny Kogoya, yang diklaim sebagai salah satu pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah perbatasan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom hingga saat ini belum menemui titik terang."

Tarik Ulur Kepentingan, Jenazah Pemimpin OPM Belum Diotopsi
Jenazah, Pemimpin OPM, Danny Kogoya

KBR68H, Jayapura -  Otopsi jenazah Danny Kogoya, yang diklaim sebagai salah satu pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah perbatasan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom hingga saat ini belum menemui titik terang.

Salah satu aktivis HAM Papua, Matius Murib yang menjadi mediator antara pihak keluarga dengan pemerintah Indonesia mengatakan, hingga saat ini jenazah belum dapat diotopsi, karena masih ada tarik ulur antara keluarga dengan pemerintah.

“Pihak keluarga meminta agar jenazah diotopsi, untuk membuktikan penyebab meninggalnya.   Namun hingga saat ini belum tahu kapan akan otopsi. Pihak keluarga meminta otopsi dilakukan di Rumah Sakit Vanimo,” katanya di Jayapura, Kamis (2/1).

Matius yang melakukan mediasi dengan keluarga dan pemerintah di Vanimo pada 20 Desember lalu menyebutkan, ada beberapa poin yang dihasilkan, yakni prosesi pemakaman jenazah akan dilakukan sesudah proses otopsi.

“Pihak keluarga juga sepakat akan menjaga situasi keamanan bersama. Kami berharap semua pihak melakukan penanganan secepatnya, sehingga tidak ada kesan proses pembiaran,” ujarnya.

Danny Kogoya meninggal dunia diawal Desember lalu di Papua Nugini. Dia pernah ditahan di Mapolresta Jayapura tahun 2012 lalu, dengan tuduhan sebagai dalang dibalik rangkaian aksi penembakan di Kota Jayapura pada tahun 2011 lalu. Namun ia dibebasakan pada Mei 2013 lalu, karena tidak terbukti bersalah.  Pascadibebaskan, Danny Kogoya menyeberang ke Papua Nugini dan tinggal bersama keluarganya.

Pihak keluarga menyebutkan Dani Kogoya dibunuh secara perlahan-lahan melalui virus yang disuntikkan ke tubuhnya. Ada juga informasi lain yang menyebutkan Dani Kogoya meninggal karena infeksi di kakinya yang pernah diamputasi.

Konsulat RI di Vanimo, Papua Nugini, Jahar Gultom mengatakan, Danny Kogoya meninggal karena kanker hati. Ini dipastikan setelah ada surat atau sertifikat kematian dari Rumah Sakit Vanimo kepada Konsulat Vanimo.

“Bunyi surat sertifikat kematian yang dikeluarkan Rumah Sakit Vanimo menyebutkan, Danny Kogoya meninggal 15 Desember 2013, berumur 44 tahun dikarenakan penyakit kanker hati. Jadi dia dinyatakan meninggal karena kanker,” kata Jahar dalam pesan singkatnya ke KBR68H.

Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Paulus Waterpauw mendukung untuk dilakukan otopsi jenasah Danny Kogoya, agar diketahui penyebab pasti kematiannya. “Saat ini jenazah masih berada di Rumah Sakit Vanimo dan sesuai perjanjian antara pihak keluarga dan kepolisian, jenazah akan dimakamkan di Vanimo,” ungkapnya. (Katharina Lita)

Editor: Anto Sidharta

  • Jenazah
  • Pemimpin OPM
  • Danny Kogoya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!