NUSANTARA

Lakukan Rekayasa Hujan di Jakarta, BPPT Tambah Pesawat

Lakukan Rekayasa Hujan di Jakarta, BPPT Tambah Pesawat

KBR68H, Jakarta - Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) hari ini menambah satu pesawat jenis cassa untuk membawa garam dapur yang digunakan sebagai rekayasa hujan. Sebelumnya BPPT telah menggunakan satu pesawat hercules milik TNI untuk menebar garam dalam modifikasi cuaca.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Fatchul Hadi mengatakan, rencananya besok satu lagi, pesawat hercules milik TNI Angkatan Udara bakal dioperasikan untuk membantu menebar garam dalam modifikasi cuaca.

" Ditambah satu pesawat, kita upayakan cassanya dari TNI AU satu hari ini Selasa, besok ditambah satu pesawat. Saya belum periksa apakah sudah datang atau belum. Tapi kita tetap upayakan dari segala sudut kita upaya pencegahan, kita upayakan, perkara nanti ada kekurangan, nanti kita akui ada kelemahan," kata Fatchul di DPR, Selasa (21/1).

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Fatchul Hadi mengatakan, penambahan pesawat bertujuan mengurangi curah hujan di Jakarta hingga 35 persennya. Sebelumnya Badan Penerapan dan Pengkajian Tekhnologi (BPPT) mengaku rekayasa cuaca yang dilakukan kurang efektif, karena curah hujan hanya berkurang sekitar 22 persen. Penyebabnya karena kekurangan pesawat untuk menebar garam dapur di awan.

Sejak penyebaran garam dimulai Selasa lalu, baru enam kali penerbangan dilaksanakan, dan menebar sebanyak 21,240 ton garam. Garam itu disebar di Pelabuhan Ratu dan Selat Sunda. Penerbangan itu hanya menggunakan pesawat jenis Hercules dan Casa 212-200.

Dengan luas wilayah DKI, dibutuhkan enam kali penerbangan untuk bisa mengurangi jatuhnya hujan di Jakarta lebih banyak. Sementara itu, pesawat  yang tersedia hanya satu unit sehingga hanya bisa melakukan satu atau dua kali penerbangan selama lima hari ini, dari 14 Januari hingga 19 Januari.

Editor: Doddy Rosadi

  • rekayasa hujan
  • bppt
  • pesawat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!