NUSANTARA

Daerah Terparah Banjir Manado Belum Tersentuh Bantuan

"KBR68H, Manado - Korban banjir Kelurahan Karame, Manado, Sulawesi Utara belum tersentuh bantuan dari pemerintah setempat. Karame merupakan wilayah yang terparah kena dampak banjir dengan ketinggian air 6 meter. Korban banjir di Karame, Manado, Milka Papen"

Zulkifli Madina

Daerah Terparah Banjir Manado Belum Tersentuh Bantuan
Banjir, Manado, Sulawesi Utara, BPBD

KBR68H, Manado - Korban banjir di Kelurahan Karame, Manado, Sulawesi Utara belum tersentuh bantuan dari pemerintah setempat. Karame merupakan wilayah terparah kena dampak banjir dengan ketinggian air mencapai enam meter.

Salah seorang korban banjir di Karame, Manado, Milka Papendang mengatakan sementara ini bertahan hidup di tengah bencana mengandalkan bantuan dari keluarga yang tak kena dampak banjir.

Selain itu, perempuan berusia lanjut juga mengaku mendapat bantuan dari gereja-gereja.

“Bantuan torang belum ada bantuan apapun. Cuma dari gereja dari saudara dan teman–teman yang membawakan makanan dan torang nyanda ada pakaian di badan abis samua (habis semua). Ini hanya orang–orang pakai baju ada kase kasian,” kata Milka.

Mika Papendang berharap pemerintah memperhatikan nasib warga korban banjir di Karame, Manado. Mika mengatakan saat ini korban banjir membutuhkan makanan siap saji, air bersih dan pakaian.

Sebelumnya, Koordinator Pusat pengendalian Operasi BPBD Sulawesi Utara, Crisht Laotongan mengklaim bantuan logistik dan obat-obatan bagi para pengungsi hari ini akan kembali diterbangkan dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta melalui pesawat Hercules.

Christ menambahkan sejumlah akses jalan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor di Sulut saat ini sedang mulai diperbaiki agar distribusi bantuan tidak terhambat.

Editor: Agus Luqman

  • Banjir
  • Manado
  • Sulawesi Utara
  • BPBD

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!