NUSANTARA

Jelang Pilkada Sumut, Peredaran Uang Palsu Diprediksi Naik 15 Persen

Jelang Pilkada Sumut, Peredaran Uang Palsu Diprediksi Naik 15 Persen

KBR68H,Medan- Bank Indonesia (BI) mencatat naiknya jumlah temuan uang palsu oleh sistem perbankan di Sumatera Utara. Pada periode Januari-Desember 2012, jumlahnya mencapai 2.006 lembar, dengan nominal mencapai Rp 103,782 juta, atau naik hampir 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011 lalu, yang hanya 1881 lembar.

Di awal tahun ini, BI juga memperkirakan akan ada peningkatan sekitar 10-15 persen pada jumlah temuan uang palsu di Sumut. Kondisi itu seiring dengan pelaksanaan pemilihan Gubernur yang akan digelar 7 Maret mendatang. Biasanya setiap pelaksanaan pilkada, intensitas pergerakan uang tunai semakin dinamis, akibat  meningkatnya kegiatan politik maupun dampak  ekonomi pilkada terhadap pergerakan sektor riil.

Deputi Direktur Divisi Ekonomi dan Moneter BI Wilayah IX Sumut Aceh, Kahfi Zulkarnain mengatakan, peningkatan peredaran uang palsu menjelang even politik merupakan kondisi yang hampir selalu terjadi saat mendekati ajang pemilihan kepala daerah, maupun kepala negara. Meski BI tidak dapat memastikan berapa besaran pasti kenaikan, namun sebagai wilayah yang cukup strategis, Medan berpotensi mencapai perkiraan maksimal.

Namun diakui Kahfi, kondisi ini masih dalam batasan psikologis dan masih dianggap sebagai persoalan perekonomian semata. Belum sampai pada tindakan kriminal maupun kejahatan politik. "Karena di samping untuk kepentingan politik, pergerakan sektor riil yang membutuhkan uang tunai juga meningkat. Dan ini rentan dengan peredaran uang palsu,"ujarnya.

Dengan proyeksi peningkatan hingga 15 persen ini pun, BI   meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan atas uang palsu. Masyarakat diminta untuk memeriksa setiap uang yang diterima, guna meminimalisir kerugian. BI juga berharap, masyarakat dapat secara proaktif melaporkan setiap uang palsu yang ditemukan. Karena meski tidak akan diganti, namun laporan dari masyarakat dapat digunakan untuk menekan peredaran uang palsu.

"Enggak usah risih kalau setiap menerima uang tunai, dilakukan proses pemeriksaan. Dilihat, diraba, diterawang. Laporkan juga ke Kepolisian, jika menemukan uang palsu. Enggak usah takut dijadikan tersangka. Karena sudah ada ketentuan yang mengatur bahwa pelapor tidak akan dijadikan tersangka," tambahnya.

Berdasarkan data BI di 2012 lalu, pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan yakni pecahan Rp50 ribu. Selanjutnya Rp100 ribu, Rp20 ribu dan Rp10 ribu. Peredaran uang palsu juga diakui sudah cukup mengkhawatirkan, karena telah ada uang palsu pecahan kecil Rp5 ribu dan Rp2 ribu yang beredar luas.

BI menegaskan akan segera mencetak uang baru dengan desain yang lebih rumit, guna menyeimbangkan teknologi pencetakan yang sudah maju saat ini. "Kita berharap nantinya uang baru yang lebih rumit desainnya itu, dapat menekan angka peredaran upal. Kita juga akan lebih mengintensifkan sosialisasi pada masyarakat, agar disamping meningkatkan kesadaran akan uang palsu. Kemampuan masyarakat mengenal uang palsu juga lebih baik," tutupnya.  (Star News Radio)

Sumber: http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85395:awas-peredaran-upal-saat-pilgubsu-diprediksi-naik-15-persen&catid=37:medan&Itemid=457

  • pilkada Sumut
  • BI
  • uang palsu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!