NASIONAL

Respons BMKG Terkait Potensi Badai Dahsyat di Jabodetabek

"Istilah badai sebetulnya merujuk pada terminologi siklon tropis."

Wahyu Setiawan, Astri Septiani

Respons BMKG Terkait Potensi Badai Dahsyat di Jabodetabek
Ilustrasi: Petugas BMKG menunjukkan area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di kantor BMKG, Jakarta, Rabu, (29/11/2017). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan tren hujan ekstrem makin meningkat pada esok hari, Kamis, 29 Desember 2022.

Ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, merespons prediksi Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin soal badai dahsyat di Jabodetabek hari ini, Rabu, 28 Desember 2022.

Menurut Dwikorita, istilah badai sebetulnya merujuk pada terminologi siklon tropis. Siklon tersebut tidak terdeteksi di sekitar Jawa.

"Tetapi kalau hujan ekstrem, itu tidak harus berupa badai. Dan hujan ekstrem itu tadi diprediksi dimulai, jadi trennya ini sudah terlihat sejak 21 Desember dan trennya ini makin meningkat di 29 Desember. Jadi itu hujan lebat, bukan pusaran, istilah badai itu kan pusaran angin, ya, disertai hujan yang lebat. Terutama Jabodetabek, kalau 28 Desember dilihat di peta itu masih belum ada merahnya," kata Dwikorita saat konferensi pers secara daring, Selasa, (27/12/2022).

Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG sudah menyampaikan perkiraan cuaca ekstrem yang bakal terjadi hingga awal Januari. Tren cuaca ekstrem itu diperkirakan makin meningkat pada 29 Desember.

"Perhatikan tanggal 29 Desember, itu semakin melebar dan meluas, dan semakin pekat. Artinya itu intensitasnya semakin tinggi dan semakin besar pula potensinya untuk menjadi cuaca ekstrem. Perhatikan itu tanggal 28 Desember, itu wilayah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah, ya, yang kelihatan terdampak, bahkan sampai Nusa Tenggara," jelasnya.

"Dan tanggal 30 Desember itu masih kuat, bahkan 1 Januari itu hampir menutupi seluruh wilayah Indonesia," imbuhnya.

Imbauan Kerja dari Rumah

Terkait adanya potensi cuaca buruk, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau perusahaan di DKI Jakarta menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Hal ini ia sampaikan menyusul pemberitahuan BRIN soal potensi badai dahsyat yang diprediksi bakal terjadi rabu 28 Desember 2022 besok.

"Tadi, sudah kami jelaskan banyak bisa TMC, bisa imbauan. Nanti, Pak Isnawa Adji selaku kepala BPBD menjelaskan memberikan informasi, tadi juga kepala BNPB untuk menghindari kondisi-kondisi rawan. Kalau memang nanti jam kerja, masing-masing (perusahaan) swasta bisa mengambil kebijakan untuk Work from Home," kata Heru di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, (27/12/2022).

Teknologi Modifikasi Cuaca

Heru menambahkan, selain untuk menghindari potensi cuaca ekstrem, kebijakan WFH juga diyakini dapat menekan kemacetan jelang malam tahun baru 2023.

Upaya lain ialah, kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem. Caranya, dengan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Penganggaran operasi TMC ini didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menurut Heru, Pemprov DKI juga akan melakukan pengerukan kali dan sungai di wilayah Jakarta untuk meminimalisasi potensi banjir.

Heru menegaskan, BPBD dan dinas-dinas terkait akan melakukan pemantauan kondisi cuaca setiap hari dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • BMKG
  • Cuaca Ekstrem
  • BRIN

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!