NASIONAL

PUPR Siapkan Ribuan Hunian Tetap untuk Korban Gempa Cianjur

"Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menyiapkan 1.864 hunian tetap (huntap) bagi para korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat."

PUPR Siapkan Ribuan Hunian Tetap untuk Korban Gempa Cianjur

KBR, Jakarta- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menyiapkan 1.864 hunian tetap (huntap) bagi para korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Perumahan KemenPUPR Iwan Suprijanto mengatakan ada dua lahan milik pemerintah daerah Jawa Barat yang disiapkan untuk huntap, yakni di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, dan di Desa Mulyasari, Kecamatan Mande.

Pada tahap pertama dibangun 200 unit di Desa Sirnagalih dengan target penyelesaian pada Januari 2023.

"Kita targetkan insyaallah 80 unit di antaranya akan kami selesaikan di akhir Desember ini, dan sisanya kurang lebih 120 akan kami selesaikan di minggu ketiga bulan Januari 2023. Kami juga menyiapkan satu alternatif lokasi lagi di Desa Mulyasari, Kecamatan Mande, lahan tersebut sudah kami ukur kami petakan setidaknya mampu menampung 1.664 unit berikut PSU dan fasos fasumnya," kata Iwan kepada wartawan, Senin, (5/12/2022).

Baca juga:

Iwan menjelaskan, di kedua lahan tersebut akan dibangun rumah instan sederhana sehat (RISHA) dengan tipe 36 di atas kavling 75 meter persegi.

Kata dia, pembangunan ini sudah dimulai 10 hari pascagempa, setelah lahan dinyatakan clear and clean berdasarkan justifikasi teknis Badan Geologi dan BMKG.

Konsep RISHA juga telah diterapkan pada pemulihan bencana di beberapa daerah, di antaranya pasca gempa dan tsunami di Aceh pada 2004-2005, pascagempa di Lombok Nusa Tenggara Barat pada 2018, dan pascabencana siklon Seroja pada 2020-2021.

Kemudian diterapkan di hampir 2.000 rumah untuk relokasi hunian tetap pasca erupsi gunung Semeru di Lumajang pada 2021.

Editor: Sindu

  • Gempa Cianjur

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!