NASIONAL

Pengamat: Waspada, Ada Potensi Serangan Teror saat Nataru

"Sisa-sisa jejaring kelompok teroris masih ada."

Astri Septiani, Rony Sitanggang, Wahyu Setiawan

Pengamat: Waspada, Ada Potensi Serangan Teror saat Nataru
Ilustrasi: Anggota Gegana Polda Jabar melakukan sterilisasi usai bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12). ANTARA/Raisan Al Faris

KBR, Jakarta- Pengamat Terorisme Ridlwan Habib menilai masih ada potensi serangan teror di Indonesia. Alasannya kata dia, karena jejaring terorisme seperti Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan pro ISIS masih eksis.

Menurut Ridlwan, walaupun Densus 88 Antiteror Mabes Polri sudah melakukan penangkapan di berbagai daerah, tapi sisa-sisa jejaring kelompok teroris masih ada.

"Yang kita tahu selama ini kelompok Filipina Selatan itu berhubungan baik dengan sel di Indonesia. Serangan bom Thamrin tahun 2016 itu dilakukan berkoordinasi dengan sel Filipina Selatan, karena salah satu senjata api atau pistol dibeli dari Filipina Selatan," kata dia saat dihubungi KBR, Kamis, (22/12/22).

Ridlwan menyebut, ada informasi yang mesti diwaspadai dari peneliti terorisme di Filipina, bahwa ada upaya melakukan ledakan gereja di Filipina Selatan oleh kelompok-kelompok pro ISIS sel Filipina Selatan.

"Artinya jika Filipina Selatan sel ISIS sana melakukan upaya serangan ke gereja bukan tidak mungkin hal itu akan ditiru atau dilakukan oleh kelompok atau jejaringnya yang ada di Indonesia. Karena itu, menurut saya keamanan masih harus jadi prioritas kewaspadaan harus ditingkatkan, terutama pada saat malam Natal dan juga pada malam tahun baru," kata Ridlwan.

Ridlwan meminta penangkapan dan pengungkapan terhadap jaringan yang masih dalam daftar pencarian orang atau DPO harus terus dilakukan.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan pencegahan dini dengan mengajak semua stakeholder terutama masyarakat setempat, RT dan RW waspada terhadap dinamika lingkungan masing-masing.

Ia menyarankan, semisal jika ada warga baru atau orang mencurigakan, maka masyarakat diminta melapor dan berkomunikasi dengan aparat keamanan.

Hal lain yang perlu dilakukan pemerintah kata Ridwan, ialah pelibatan tokoh-tokoh agama untuk menciptakan ketenangan di masyarakat terutama di kalangan kristiani, supaya mereka tetap bisa beribadah dengan tenang dan nyaman saat ibadah Natal.

"Karena kalau kita takut, kalau ketakutan itu justru itulah yang diharapkan oleh kelompok teror menimbulkan ketakutan yang berlebihan dari masyarakat. Tidak hanya tempat ibadah, di pusat keramaian di kantor kantor pemerintah, objek vital nasional saya kira juga tetap harus dijaga dengan baik," pungkasnya.

Puluhan Tersangka Teroris Ditangkap

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mengklaim telah menangkap 26 tersangka teroris sepanjang Desember 2022.

Juru bicara Mabes Polri Ahmad Ramadhan mengatakan pada 1 Desember 2022, ada tujuh tersangka yang ditangkap di Jawa Tengah, kemudian pascabom bunuh diri di Polsek Astana Anyar di Bandung, ada satu tersangka lain yang ditangkap di Jawa Tengah.

"Densus 88 Antiteror telah melakukan penegakan hukum terhadap 26 tersangka. Pengungkapan tersebut di lima provinsi. Pertama di Jawa Tengah," kata Ahmad Ramadhan dalam keterangannya di Polda Jawa Barat, Rabu, (21/12/2022).

Ahmad Ramadhan menjelaskan, tersangka terduga teroris itu tergabung dalam dua jaringan yaitu 14 tersangka merupakan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan 12 tersangka tergabung jaringan Jemaah Islamiyah (JI).

"Ada dua jaringan ya, baik dari jaringan JAD, dan jaringan terorisme JI. Di Jawa Darat ada enam tersangka ini pasca peristiwa bom bunuh diri (Polsek Astana Anyar, red). Ada enam tersangka yang telah ditangkap dan diamankan oleh Densus 88. Dari enam tersangka tersebut tiga tersangka sudah dilakukan penahanan dan tiga tersangka lainnya masih dalam proses pemeriksaan," jelasnya.

Kemudian, di Jawa Barat ada enam tersangka yang ditangkap pasca-bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Selanjutnya, ada 10 tersangka yang ditangkap di Sumatra Utara, dan masing-masing satu tersangka ditangkap di Sumatra Barat dan Riau.

"Tentu akan diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," pungkas Ahmad Ramadhan.

Peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar terjadi pada Rabu, (7/12/2022). Dua orang tewas dan 11 luka-luka akibat kejadian tersebut.

Dari dua orang yang tewas, satu di antaranya merupakan pelaku bom bunuh diri, satu orang lainnya anggota Polsek Astana Anyar.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Nataru
  • Terorisme
  • JAD
  • JI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!