NASIONAL

Pemerintah Waspadai Menurunnya Kinerja Ekspor

""Yang harus kita waspadai adalah pertumbuhan secara bulanan (month to month). Jadi antara Oktober ke November sudah mulai ada indikasi penurunan pertumbuhan ekspor. Yaitu di 2,5 persen," "

Sadida Hafsyah

Pemerintah Waspadai Menurunnya Kinerja Ekspor
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Antara/Aprilio Akbar)

KBR, Jakarta - Pemerintah Indonesia mulai mewaspadai menurunnya kinerja ekspor dalam tiga bulan terakhir.

"Yang harus kita waspadai adalah pertumbuhan secara bulanan (month to month). Jadi antara Oktober ke November sudah mulai ada indikasi penurunan pertumbuhan ekspor. Yaitu di 2,5 persen," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers APBN KITA edisi November 2022, Selasa (20/12/2022).

Sri Mulyani menyebut, saat ini kinerja ekspor barang-barang Indonesia mulai menunjukan pelambatan, meskipun surplus neraca dagang tetap berlanjut.

"Memang di kondisi dunia sedang sibuk atau fokus memerangi inflasi, yang kemudian diwujudkan dengan kenaikan suku bunga. Akan menyebabkan pelemahan dari kinerja ekspor di negara-negara destinasi ekspor kita," ungkapnya.

Nilai ekspor Indonesia pada November lalu sebesar USD24,12 miliar, atau turun 2,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Berita terkait:

Bekas Direktur Bank Dunia ini mengungkapkan, ekspor Indonesia sepanjang 2022 masih ditopang sektor non-migas, seperti sawit dan batu bara. Sementara dari sektor manufaktur, logam dasar dan kendaraan bermotor mendominasi ekspor. 

Namun, lanjut Sri Mulyani, akibat perekonomian dunia yang diramal akan memburuk tahun depan, Indonesia pun akan menerima dampaknya.

"Tahun depan forecast ekonomi Indonesia agak lebih rendah dibandingkan tahun ini karena environment global akan melemah secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia tahun depan," katanya.

Sulit Prediksi Harga Komoditas Energi

Menkeu Sri Mulyani juga menyebutkan sulitnya memprediksi perubahan harga pada komoditas energi di tingkat global. Apalagi saat ini, kondisi geopolitik dunia masih memanas.

"Komoditas energi ini menjadi salah satu instrumen di dalam menghadapi satu sama lain. Dalam hal ini terkena sanksi ekonomi, maupun dari sisi berbagai policy untuk mengamankan pasokan energi. Sehingga memang harga energi menjadi sangat tidak mudah diprediksi. Di satu sisi harga minyak menurun. Karena kemarin disampaikan adanya perkembangan dari ekonomi-ekonomi negara maju yang melemah. Kemudian ada langkah untuk melakukan price capping," jelasnya.

Ia juga mengakui harga minyak saat ini mengalami penurunan, karena perkembangan ekonomi negara-negara maju masih melemah. Kemudian kendala pasokan energi di Eropa yang tengah memasuki periode musim dingin dan ketika pasokan gas terhenti, ada peningkatan penggunaan batubara yang kemudian mempengaruhi harganya.

Jadi kita akan melihat komoditas ini. Terutama yang berhubungan dengan pangan dan energi, masih akan mewarnai perekonomian Indonesia dan global, imbuh Sri Mulyani.

Editor: Kurniati Syahdan

  • ekspor
  • kinerja ekspor
  • menteri keuangan
  • Sri Mulyani
  • Menkeu Sri Mulyani
  • surplus
  • neraca dagang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!