NASIONAL

Menteri PPPA: Budaya Patriarki jadi Penghambat Perjuangan Perempuan

"Namun, karena masih kuatnya budaya patriarki yang menghambat langkahnya."

Menteri PPPA: Budaya Patriarki jadi Penghambat Perjuangan Perempuan
Sejumlah perempuan menuliskan doa dan harapannya pada peringatan Hari Ibu di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (22/12/2022). ANTARA/Mohamad Hamzah

KBR, Jakarta - Budaya patriarki disebut menjadi penghambat perjuangan perempuan Indonesia menuju kesetaraan gender. Ini disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, saat Peringatan Hari Ibu 2022 di Bengkulu.

Menurut Bintang, perempuan kerap dikategorikan sebagai kelompok rentan yang tertinggal dalam berbagai bidang.

"Ketertinggalan perempuan ini bukanlah karena perempuan lemah atau tidak memiliki kemampuan. Namun, karena masih kuatnya budaya patriarki yang menghambat langkahnya. Padahal, perempuan merupakan potensi bangsa yang sangat berharga dari jumlahnya saja perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia," kata Bintang, Kamis (22/12/2022).

Bintang menyebut, sekitar 70 persen perempuan Indonesia memasuki usia produktif. Sehingga memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

Baca juga:

Kata dia, peringatan hari ibu tidak hanya dirayakan untuk mengapresiasi jasa para ibu. Namun juga mengapresiasi seluruh perempuan Indonesia atas peran, dedikasi, dan kontribusi terhadap keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara.

Bintang berharap pemerintah daerah dapat membuat kebijakan yang lebih peduli anak dan bisa mewujudkan kesetaraan.

"Bersama-sama kita teruskan perjuangan para perempuan pendahulu untuk mencapai kesetaraan yang seutuhnya bersatu mencapai Indonesia yang maju melalui prinsip equal partnership. Di mana perempuan Indonesia berjalan beriringan dengan kaum laki-laki untuk sama-sama berperan membangun bangsa," lanjut Bintang.

Editor: Wahyu S.

  • hari ibu
  • perempuan
  • Bintang Puspayoga
  • kesetaraan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!