NASIONAL

Menkeu: Ada Alokasi Khusus untuk Perempuan di APBN

"Saat ini peran perempuan sudah mulai diakui dalam ekonomi."

Siti Sadida Hafsyah

Menkeu: Ada Alokasi Khusus untuk Perempuan di APBN
Ilustrasi: Pekerja perempuan mengerjakan produksi kompor gas di sebuah pabrik di Cileungsi, Jawa Barat. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta- Pemerintah mengalokasikan anggaran secara khusus untuk penguatan perempuan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, alokasi anggaran itu menjadi bukti bahwa negara berpihak pada perempuan. Ini disampaikan Menteri Sri bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2022.

"Di dalam APBN Kita, kita sudah menerapkan budget tagging. Yaitu menandai APBN, anggaran-anggaran yang dikeluarkan dan digunakan oleh seluruh Kementerian/Lembaga yang memperkuat atau memiliki dimensi penguatan gender. Yaitu cirinya memberikan peranan dan kesempatan pada perempuan untuk berkontribusi," ujar Sri Mulyani dalam Talkshow Hari Ibu: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju, Kamis, (22/12/22).

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, APBN juga memberikan dukungan pada perekonomian masyarakat, yakni melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sebab, perempuan kerap terlibat dalam UMKM.

"Pertama dari sisi Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang nilainya bahkan mencapai Rp370 triliun. Dengan bunga yang sangat rendah, disubsidi oleh pemerintah. Sebagian besar dinikmati oleh UMKM yang dimiliki perempuan," ujarnya.

Bendahara negara menegaskan bahwa saat ini peran perempuan sudah mulai diakui dalam ekonomi.

"Kalau kita bicara pelaku ekonomi terutama UMKM jumlahnya lebih dari 64 juta di Indonesia. Maka 30 juta UMKM atau 64,5 persen itu perempuan pelakunya," katanya.

Sejarah Hari Ibu

Hari Ibu diperingati saban 22 Desember. Penetapannya diputuskan saat Kongres Perempuan Indonesia III pada 1938. Kemudian, diresmikan oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No.316 1959, yang dirayakan hingga kini.

Peringatan Hari Ibu awalnya dilakukan untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa.

22 Desember dipilih, karena saat itu Kongres Perempuan Indonesia I digelar di Yogyakarta, 22-25 Desember 1928. Mengutip Kemdikbud.go.id, pada momen itu, para pejuang wanita Indonesia dari 30 organisasi perempuan di 12 kota di Jawa dan Sumatera berkumpul untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib perempuan.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Hari Ibu
  • APBN
  • Menteri Keuangan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!