NASIONAL

Kepala BNPB: Jika Tak Ditutup, RSDC Wisma Atlet Bebani Keuangan Negara

"Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet"

Kepala BNPB: Jika Tak Ditutup, RSDC Wisma Atlet Bebani Keuangan Negara

KBR, Jakarta - Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet akan berhenti beroperasi secara bertahap per 31 Desember 2022. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan, pasien yang dirawat makin menurun.

Jika tak segera ditutup, kata dia, rumah sakit darurat itu justru bisa membebani keuangan negara. Namun, ia tak menjelaskan berapa besar keuangan negara yang dimaksud.

"Setelah kurang lebih tiga bulan terakhir, tower-tower yang lain ini sudah tidak apa pasien, bahkan per kemarin hanya tinggal 4 orang yang dirawat di tower 6. Maunya BNPB, itu segera ditutup semua begitu. Karena kan itu membebani anggaran, untuk efisiensi," kata Suharyanto di Balai Kota DKI, Selasa (27/12/2022).

Baca juga:

Suharyanto menambahkan, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet bisa digunakan kembali jika kasus COVID-19 naik.

"Tetapi kita juga ingin tahu gimana perkembangan ke depan. Kalau kita lihatkan juga negara-negara lain juga melonjak ya. Seperti media memberitakan ada di China, ada di Jepang," ujarnya.

Kata dia, satu tower akan disiagakan untuk antisipasi terjadi lonjakan kasus. Tower ini akan dioperasikan di bawah pusat kesehatan TNI.

"Pada tower enam masih ada pasiennya, itu tetap kita hidupkan. Di bawah Kapuskes TNI nanti yang mengoperasionalkannya, kita lihat rencana kami sampai tiga bulan ke depan Januari, Februari, Maret, semoga tidak ada lonjakan," katanya.

Baca juga: Satgas: Kasus COVID-19 Menurun dalam 4 Minggu Terakhir

Penambahan kasus harian COVID-19 menunjukkan tren penurunan. Senin (26/12/2022), kasus harian bertambah 468. Angka itu menurun jika dibanding akhir November lalu yang sempat mencapai 5 ribuan kasus per hari.

Editor: Wahyu S.

  • wisma atlet
  • COVID-19
  • lonjakan kasus covid
  • Suharyanto
  • pandemi covid-19
  • endemi covid-19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!