NASIONAL

Kapolri: Pelaku Bom di Astana Anyar Bekas Napiter dan Terafiliasi JAD

"Pelaku bom bunuh diri di Bandung terafiliasi JAD"

Kapolri: Pelaku Bom di Astana Anyar Bekas Napiter dan Terafiliasi JAD

KBR, Jakarta - Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyebut pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, bernama Agus Sujarno alias Abu Muslim. Pelaku terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat. Hal itu disampaikan Kapolri, saat meninjau lokasi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, siang tadi.

“Dari hasil pemeriksaan sidik jari dan kemudian juga face recognition, identik menyebutkan identitas pelaku adalah Agus Sujarno atau yang biasa dikenal dengan Agus Muslim. Yang bersangkutan pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo,” ujar Listyo di Jalan Astana Anyar, Bandung, Rabu, (7/12/2022).

Listyo Sigit mengatakan, Agus Sujarno merupakan warga Bandung dan bekas narapidana kasus terorisme. Pelaku sempat dihukum selama empat tahun penjara di Lapas Nusakambangan. Namun tidak mengikuti program deradikalisasi secara sempurna.

"Artinya dalam tanda kutip masuk kelompok yang masih merah. Sehingga tentunya untuk proses deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik yang berbeda," jelasnya.

Listyo menuturkan, saat proses deradikalisasi, yang bersangkutan tidak kooperatif dan susah diajak bicara. Selama di penjara, selalu menghindar saat diajak komunikasi.

Kapolri menginstruksikan jajaran mencari kelompok yang terafiliasi dengan pelaku.

Baca juga:

Sebelumnya, Kapolrestabes Bandung Aswin Sipayung mengatakan, bom bunuh diri meledak saat petugas tengah apel pagi.

"Nah tiba-tiba ada seseorang laki-laki masuk ke polsek, mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel pagi," kata Aswin.

Insiden bom bunuh diri itu menewaskan pelaku dan satu anggota polisi.

Editor: Wahyu S.

  • bom bunuh diri
  • bom bandung
  • polisi
  • polsek astana anyar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!