KBR, Jakarta – Survey terbaru Holding BUMN Pariwisata, InJourney menemukan masyarakat Indonesia kurang piknik meskipun pariwisata Indonesia berkembang. Apa benar? Apa alasannya?
Pelecehan dan kekerasan seksual terus terjadi, salah satunya di konser musik. Kenapa masih saja terus terjadi? Terus bagaimana caranya supaya konser musik jadi ruang aman? FOMO Sapiens membahasnya bersama Desita dan Meigali dari band asal Lombok, The Dare.
1. Orang Indonesia Kurang Piknik
Data Organisasi Pariwisata Dunia, UNWTO mencatat orang Indonesia rata-rata hanya piknik 2,6 kali dalam setahun. Jumlah tersebut dinilai jauh dari negara-negara seperti Malaysia, China, dan Jepang. Adapun Malaysia tercatat berpergian 10,3 kali dalam setahun, China 5,7 kali, dan Jepang 4,7 kali setahun. Oleh karena itu, InJourney bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus mendorong agar wisatawan domestik bisa dimaksimalkan hingga mendekati 5 kali setahun yang diharapkan mendongkrak dampak ekonomi langsung pada kisaran Rp 3.281,7 triliun atau setara 18,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Siapa yang diuntungkan?
Baca juga : Libur Nataru, Wapres Minta Industri Pariwisata Bersiap Hadapi Lonjakan Pengunjung
2. Ruang Aman di Konser Musik
Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapapun dan dimanapun, semisal penonton dan pemusik di konser musik. Grups musik asal Lombok The Dare bercerita seputar pengalaman mereka menghadapi dan mencegah terjadinya kasus pelecehan seksual lewat cara mereka sendiri. Seperti apa selengkapnya?
Baca juga : Korban Tak Berani Melapor, Jadi Kendala Kasus Kekerasan terhadap Perempuan
Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika, akan ada juga obrolan terkait kekerasan terhadap anak di Jakarta Selatan.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]