KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia November 2022 mengalami surplus USD5,16 miliar atau setara Rp80,643 triliun. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menyebut, neraca dagang Indonesia telah membukukan surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei tahun 2020.
"Adapun kondisi ekspor impor pada November 2022, nilai ekspor sebesar 24,12 miliar US dolar, nilai impor sebesar 18,96 miliar US dolar. Kenaikan surplus November 2022 jika dibandingkan tahun 2021 didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 5,58 persen dan penurunan impor sebesar 1,89 persen," kata Habibullah saat konferensi pers, Kamis (15/12/2022).
Habibullah menambahkan, neraca perdagangan komoditas nonmigas tercatat surplus USD6,83 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama yakni bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja. Tiga negara teratas penyumbang surplus nonmigas adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina.
Kata dia, neraca dagang nonmigas Indonesia mengalami defisit. Tiga negara dengan defisit terbesar adalah ke Australia, Thailand, dan Brasil.
Baca juga:
- Inflasi November Turun, BPS: Tekanan Inflasi Melemah
- BPS: Kuartal III 2022, Perekonomian Tumbuh 5,72 Persen
- Menko Perekonomian: Sudah Saatnya Upah Pekerja Naik
Sementara, neraca perdagangan migas defisit USD1,67 miliar yang disebabkan minyak mentah dan hasil minyak.
"Pada Januari sampai dengan November 2022 neraca perdagangan barang kalau kita lihat secara kumulatif mencatat surplus sebesar USD50,59 miliar dan tumbuh sebesar 47,02 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya," jelasnya.
Editor: Wahyu S.