NASIONAL

Bapanas Dorong Pemda Bantu Stabilkan Lonjakan Harga 4 Komoditas Pangan

"Bapanas mendorong pemerintah daerah bergerak menstabilisasi harga empat komoditas pangan yang harganya melonjak."

Bapanas Dorong Pemda Bantu Stabilkan Lonjakan Harga 4 Komoditas Pangan

KBR, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong pemerintah daerah bergerak menstabilisasi harga empat komoditas pangan yang harganya melonjak.

Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, salah satu komoditas pangan yang kenaikan harganya cukup tinggi yakni beras. Padahal, lanjut Arief, pemerintah telah menggelontorkan hampir 1,2 juta ton Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSA), untuk bisa meredam harga.

"Pada kenyataannya terjadi kenaikan-kenaikan (harga, red) oleh karena itu harapan kami bisa berkoordinasi dengan Bulog di daerah untuk memastikan penyebaran atau pendistribusian KPSA yang dilakukan oleh Bulog, karena KPSA ini mestinya juga bisa sebagai langkah-langkah untuk mengendalikan harga beras. Ini yang mesti mohon Bapak Ibu bisa berkoordinasi dengan Bulog di daerah," ujar Arief dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (26/12/2022).

Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, komoditas pangan lain yang harganya melangit yakni telur ayam ras. Kenaikan ini dipicu oleh permintaan pasar yang tinggi di Natal dan tahun baru (Nataru).

"Bagaimana data terakhir yang kami miliki tanggal 25 Desember, harga rata-rata telur ini sudah turun menjadi Rp29.900 per kilogram. Mudah-mudahan ini bisa terus turun," katanya.

Berita terkait:

Selain beras dan telur ayam ras, komoditas pangan lain yang harganya masih tinggi yakni daging ayam ras dan cabai rawit.

Arief Prasetyo menjelaskan, kenaikan harga daging ayam dipicu lonjakan permintaan pasar. Sementara harga cabai rawit dipengaruhi produksi dan distribusi di daerah yang tidak merata.

"Daging ayam secara stok sangat banyak atau mencukupi sehingga ini sangat dipengaruhi oleh demand. Kami mengapresiasi gubernur maupun bupati walikota yang telah melakukan secara aktif gerakan pangan murah ataupun operasi pasar," jelasnya.

"Cabai rawit solusinya adalah lakukan distribusi dari daerah-daerah yang surplus ke daerah-daerah yang defisit. Kami harapkan solusi yang dilakukan oleh teman-teman daerah adalah melakukan kerjasama distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit," imbuh Arief Prasetyo Adi.

Editor: Kurniati Syahdan

  • beras
  • telur ayam ras
  • daging ayam ras
  • Nataru
  • cabai rawit
  • KPSA
  • bulog
  • bapanas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!