BERITA

Wisata Preneur Dongkrak Omzet Usaha Wisata hingga Ratusan Juta Rupiah

""Wisata Preneur ini selama lima hari penyelenggara memberikan Rp257 juta, kepada pemilik homestay, usaha mobil, travel, rumah produksi dan pelaku ekraf yang dikunjungi selama program berlangsung. "

Ranu Arasyki

Wisata Preneur Dongkrak Omzet Usaha Wisata  hingga Ratusan Juta Rupiah
Warga berwisata kuliner di Pantai Pasir Putih, Tangerang, Banten, Sabtu (4/12/2021). (Foto: ANTARA/Aditya Pradana)

KBR, Jakarta - Perhelatan beruntun bertema Wisata Preneur yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif diklaim mampu memberikan pertumbuhan omzet senilai Rp257,2 juta di lima destinasi super prioritas.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya mengatakan kegiatan yang berlangsung selama lima hari itu mendongkrak pengembagan kompetensi wirausaha dan pendapatan omzet masyarakat.

"Wisata Preneur ini selama lima hari penyelenggara memberikan Rp257 juta, kepada pemilik homestay, usaha mobil, travel, rumah produksi dan pelaku ekraf yang dikunjungi selama program berlangsung. Jadi ini kita lakukan di lima destinasi super prioritas dan alhamdulillah cukup memberikan hasil," kata Nia Niscaya dalam diskusi daring, Jumat (10/12/2021).

Baca Juga:

Peningkatan omzet itu, menurut Nia, terjadi di segmen homestay senilai Rp18,9 juta, kedai dan restoran senilai Rp39 juta, business owner pelaku ekraf senilai Rp28,7 juta, pelaku usaha travel senilai Rp92, 3 juta, pengusaha bus pariwisata senilai Rp84,6, dan pelaku ekraf pusat oleh-oleh senilai Rp3,7 juta.

Wisata Preneur yang dilaksanakan Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf itu dilaksanakan di Yogyakarta, dilanjutkan di Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, dan Danau Toba, Sumatera Utara, dan Likupang di Sulawesi Selatan.

Kegiatan ini diharapkan dapat menambah kompetensi bagi para pelaku usaha dan ekonomi kreatif mengenai pengembangan bisnis di daerah wisata.

Kemenparekraf kini fokus kepada tiga subsektor unggulan, yakni kuliner, fesyen, dan kriya. Tidak hanya itu, Kemenparekraf juga tengah berupaya mengembangkan subsektor prioritas, meliputi film, animasi dan video, permainan, musik, dan aplikasi.

Hingga saat ini, kata Nia, kontribusi industri ekonomi kreatif terhadap keseluruhan product domestic bruto (PDB) mencapai 6,89 persen atau senilai Rp1,134 triliun pada 2020. Industri ini menyedot 18,76 juta tenaga kerja dan berkontribusi hingga US$15,6 miliar terhadap kegiatan ekspor.

Editor: Agus Luqman

  • Kemenparekraf
  • pemberdayaan UMKM
  • destinasi super prioritas
  • perusahaan rintisan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!