BERITA

Pemerintah Dorong Perluasan Investasi di Luar Jawa

""Sekarang ini investasi di Pulau Jawa dan luar Jawa menjadi sudah lebih banyak di luar Jawa. Ini sangat baik sekali. Di Jawa 48 persen, di luar Jawa sudah 52 persen. Ini sangat baik sekali.""

Ranu Arasyki

Pemerintah Dorong Perluasan Investasi di Luar Jawa
Pembangunan PLTU Sumsel 8 di Tanjung Agung Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa (16/11/2021). (Foto: ANTARA/Nova Wahyudi)

KBR, Jakarta - Pemerintah akan terus menggenjot percepatan investasi di luar Pulau Jawa, sejalan dengan upaya desentralisasi dan pemerataan pembangunan ekonomi secara menyeluruh di Indonesia.

Presiden Joko Widodo mengatakan, sampai saat ini, investasi di luar Pulau Jawa sudah merangkak mencapai 52 persen, sedangkan 48 persen sisanya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kondisi tersebut menjadi kabar gembira bagi pemerintah dalam upaya mendorong realisasi investasi ke sejumlah daerah. 

"Sekarang ini investasi di Pulau Jawa dan luar Jawa menjadi sudah lebih banyak di luar Jawa. Ini sangat baik sekali. Di Jawa 48 persen, di luar Jawa sudah 52 persen. Ini sangat baik sekali. Artinya, tidak Jawa sentris, tetapi sudah mulai ke Indonesia sentris. Ini yang terus akan kita dorong," ujarnya pada acara Rapimnas Kadin yang berlangsung di Bandung, Jum'at (3/12/2021).

Di hadapan para pelaku usaha, Presiden menegaskan, investasi masih menjadi motor penggerak perekonomian nasional, baik dari lingkup usaha mikro, menengah hingga skala besar. Peranan setiap pelaku usaha tersebut sangat penting untuk mendorong kemajuan ekonomi.

Baca Juga:

Adapun, Presiden optimistis dapat mengantongi investasi senilai Rp1,2 triliun pada tahun depan mengingat pada tahun ini target investasi senilai Rp900 triliun sudah tercapai sesuai harapan.

"Target investasi pada 2021 sebesar Rp900 triliun ini ternyata tercapai. Tahun 2022, karena saya lihat menterinya sangat muda dan lincah, saya naikkan jadi Rp1.200 triliun," ucapnya.

Presiden melaporkan, per 3 Desember 2021, negara sudah berhasil mengantongi pajak sebesar 77,5 persen, disusul pertumbuhan pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang melampaui target, yakni sebesar 107 persen.

Berangkat dari angka tersebut, katanya, penerimaan pajak negara per 3 Desember 2021 bertumbuh 15,3 persen, dibandingkan tahun lalu saat Indonesia terkontraksi minus 18,8 persen. Demikian dengan PNBP yang bertumbuh sebesar 25,2 persen dibandingkan tahun lalu saat PNBP terperosok hingga minus 16 persen.

Editor: Agus Luqman

  • Pertumbuhan Ekonomi
  • investasi
  • Presiden Jokowi
  • green economy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!