BERITA

Kemendag Jamin Kenaikan Harga Komoditas Jelang Nataru Tidak Akan Berlangsung Lama

telur ayam

KBR, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, kenaikan harga telur ayam dan beberapa komoditas lain jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) di tingkat konsumen tidak akan berlangsung lama.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menjelaskan, tingginya permintaan telur ayam itu disebabkan adanya program bantuan sosial dari pemerintah berupa telur ayam kepada masyarakat.

Bantuan itu menambah permintaan telur kepada para peternak, sehingga peternak kesulitan untuk menyediakannya. Kondisi ini, kata dia, menyebabkan harga di tingkat konsumen ikut terkerek.

"Pemerintah juga membutuhkan untuk bantuan sehingga permintaan ini tambah tinggi dan peternak kesulitan untuk mensupply-nya. Tapi ini sifatnya sementara, begitu bansos selesai, repopulasi terjadi, maka ini akan segera kembali ke kondisi normal. kembali menurun," ujar Oke Nurwan kepada KBR, Senin (27/12/2021).

Selain itu, menurut Oke, kenaikan harga telur ayam diakibatkan oleh tingginya harga jagung untuk pakan ayam petelur, diiringi naiknya permintaan karena pelonggaran mobilitas masyarakat jelang Nataru 2022. 

Dia mengatakan, kenaikan harga telur merupakan koreksi harga menuju harga normal setelah sempat anjlok beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga:

"Harga telur ini terangkat berlebihan karena permintaannya tidak bisa dipenuhi oleh supply. Kenapa supply ini tidak bisa men-supply? karena pada saat terkontraksi selama empat bulan kemarin waktu ada penutupan, harga telur jatuh sampai ke tingkat konsumen itu Rp14 ribu, dimana biaya produksinya antara Rp19-21 ribu. Belum lagi harga pakan yang naik, sehingga pada saat terkontraksi di tingkat peternak, pemerintah mengambil kebijakan melalui perintah presiden untuk memasok peternak dengan harga jagung Rp4.500 sebanyak 30 ribu ton untuk membantu peternak melalui Bulog," katanya.

Dia menyebut, pakan ternak sebesar 30 ribu ton itu disalurkan melalui koperasi peternak dengan kadar air 15 persen dan harga jual Rp4.500/kg di tingkat koperasi peternak, sesuai harga acuan dalam Permendag No.07 Tahun 2020.

Selain telur, komoditas yang mengalami kenaikan di tingkat konsumen, yaitu cabai. Adapun, lanjutnya, kenaikan harga cabai disebabkan oleh mulai berkurangnya pasokan karena musim panen raya mulai memasuki fase akhir. 

Ditambah, kondisi cuaca ekstrim La Nina yang menyebabkan tanaman cabai menjadi mudah busuk akibat tingginya curah hujan. Dia memperkirakan, pasokan cabai akan mulai normal kembali pada saat mulai memasuki musim panen pada Februari 2022.

Oke memastikan, pemerintah menjamin ketersediaan stok dan pasokan barang kebutuhan pokok menghadapi Nataru. Rerata kecukupan stok barang kebutuhan pokok di atas 1,5 Bulan. 

Untuk daging dan telur ayam ketersediaan stok masing-masing hingga 328 ribu ton dan 447 ribu ton. Jumlah ini, menurut Oke cukup untuk memenuhi kebutuhan kurang lebih satu bulan kedepan. 

Adapun untuk cabai, berdasarkan pantauan Kemendag di 20 Pasar Induk se-Indonesia secara keseluruhan pasokan per hari mencapai 352,14 ton per hari, atau sekitar 8 persen dibawah pasokan normal.

Editor: Agus Luqman

  • harga sembako
  • Bansos
  • telur ayam
  • harga komoditas
  • Kemendag

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!