BERITA

Pengamat Pertanyakan Tindakan Polisi Tembak Mati 4 Anggota FPI di Mobil

"Empat anggota FPI itu seharusnya mendapat pengamanan ketat. Namun sebaliknya justru ditempatkan di dalam satu mobil tanpa diborgol."

Wahyu Setiawan

Pengamat Pertanyakan Tindakan Polisi Tembak Mati 4 Anggota FPI di Mobil
Ilustrasi Garis Polisi

KBR, Jakarta - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto, mempertanyakan tindakan polisi yang menembak mati empat anggota Front Pembela Islam (FPI) di dalam mobil.

Dari hasil reka ulang dini hari kemarin, empat anggota FPI ditembak mati oleh polisi di dalam mobil usai ditangkap di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Bambang mempertanyakan prosedur yang dilakukan anggota polisi di lapangan. Menurutnya, empat anggota FPI itu seharusnya mendapat pengamanan ketat.

Namun sebaliknya justru ditempatkan di dalam satu mobil tanpa diborgol.

"Yang empat korban di mobil itu, saya masih tanda tanya. Apakah kepolisian tidak melakukan tindakan preventif terlebih dulu. Karena memang sebelumnya empat orang itu sudah melakukan tindakan penyerangan, kemudian ditangkap. Ketika ditangkap di KM 50 kemudian dibawa ke Polda (Metro Jaya) itu, tidak dilakukan langkah-langkah preventif sehingga empat orang bisa di dalam satu mobil dan kemudian melakukan penyerangan kembali kepada anggota. Itu yang sangat kita sayangkan sekali," kata Bambang kepada KBR melalui sambungan telepon, Senin (14/12/2020).

Bambang Rukminto menilai, seharusnya kepolisian melakukan upaya antisipasi atau pencegahan supaya tidak terjadi penyerangan.

Antisipasi yang dimaksud seperti dikawal banyak anggota secara proporsional, diborgol, dan ditempatkan terpisah atau tidak jadi satu rombongan.

Menurut Bambang, jika upaya preventif diterapkan, kecil kemungkinan empat anggota FPI itu melawan.

"Bagaimana mungkin empat orang yang sebelumnya melakukan penyerangan kepada anggota polisi, kemudian dikawal oleh berapa orang di dalam satu mobil tersebut," ujarnya.

"Makanya rasio antara penjaga dari pihak kepolisian dengan tersangka, saya rasa tidak proporsional," sambungnya.

Ia mendesak pihak kepolisian untuk terbuka dan menjelaskan ke publik secara gamblang atas insiden ini.

Pihak polisi juga harus bisa meyakinkan publik bahwa tindakan yang menewaskan enam anggota FPI itu sudah sesuai dengan prosedur.

Sementara itu, juru bicara Mabes Polri Ahmad Ramadhan menjelaskan alasan mengapa empat anggota FPI itu tidak diborgol di dalam mobil.

Menurutnya, saat itu polisi tidak berniat untuk melakukan penangkapan. Sehingga empat anggota FPI dimasukkan ke dalam mobil tanpa tangan terborgol.

Keempatnya lalu tewas ditembak karena melawan petugas saat menuju ke Polda Metro jaya. Sementara dua anggota lainnya tewas saat terlibat baku tembak dengan aparat.

Editor: Ardhi Rosyadi

  • Bentrok Polisi dan FPI
  • Penembakan
  • Polisi
  • FPI
  • ISESS
  • Bambang Rukminto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!