BERITA

Konflik Tak Kunjung Usai, Wabup Nduga: Kita Urus Mayat Terus

Konflik Tak Kunjung Usai, Wabup Nduga: Kita Urus Mayat Terus

KBR, Jakarta- Konflik antara kelompok bersenjata dan aparat militer di Kabupaten Nduga, Papua, masih berlangsung.

Menurut Wakil Bupati (Wabup) Nduga Wentius Nimiangge, dalam setahun terakhir konflik itu sudah banyak memakan korban dari kalangan warga sipil.

Korban kembali jatuh pada Jumat lalu (20/12/2019) ketika seorang sopir bernama Hendrik Lokbere ditembak mati. Sampai sekarang pelakunya belum terungkap.

"Ini pembunuhannya terjadi di daerah ini terus. Kita urus mayat terus. Secara manusia, saya sakit hati dan saya mundur itu," kata Wentius Nimiangge saat dihubungi KBR lewat telepon seluler, Jumat (27/12/2019).

Wentius menegaskan bakal mundur dari jabatan Wagub bila pemerintah pusat enggan menarik pasukannya dan mengakhiri konflik di Nduga.

"Kalau berkas-berkas pengunduran diri saya diminta, saya akan siapkan," tegasnya. 


Berita Terkait: Konflik Trans Papua, Negara Diminta Tangani Trauma Ribuan Pengungsi


Wapres Tak Akan Tarik Pasukan dari Nduga

Di kesempatan terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan pemerintah tak akan menarik pasukan dari Nduga selama situasi belum kondusif. 

“Begini, kalau di sana itu (Nduga) ada peningkatan potensi kriminalitasnya, saya kira pendekatan keamanan itu sepanjang itu masih diduga ada, kalau sudah selesai saya kira pasti ditarik. Dan pendekatan yang dilakukan tidak hanya keamanan, juga sosial, ekonomi dan pendidikan. Jadi kalau keamanan itu hanya bersifat sementara sampai situasi kondusif,” ujar Ma'ruf di Jakarta, Kamis (26/12/2019).

Ma'ruf pun menegaskan urusan pengunduran diri Wabup Nduga Wentius Nimiangge akan ditangani Kementerian Dalam Negeri.

Editor: Sindu Dharmawan

  • Nduga
  • Konflik Nduga
  • Wakil Bupati Nduga
  • konflik papua
  • Kemendagri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!