BERITA

Kebut Peremajaan, Jokowi Ingin Gandakan Produksi Minyak Kelapa Sawit

"Ditargetkan peremajaan selesai dalam 3 tahun. "

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Desa Seumantok di Aceh Barat (7/12/2019) (Foto: Antara)
Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Desa Seumantok di Aceh Barat (7/12/2019) (Foto: Antara)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo ingin menggandakan produksi minyak kelapa sawit, dengan mengebut peremajaan (replanting) pohon-pohon tua di perkebunan rakyat. Jokowi mengatakan, peremajaan tersebut akan mengganti pohon-pohon tua dengan bibit unggul, sehingga produksinya lebih banyak. Apalagi, kata dia, saat ini pemerintah juga masih memoratorium pembukaan lahan sawit baru.

"Inilah nanti proses kita kan sudah moratorium untuk lahan sawit. Artinya per hektar harus dilipatkan. Kalau sekarang satu hektare hampir 4 ton, bagaimana cara mencapai ke 7 atau 8 ton per hektar. Bisa lipat dua kali. Negara lain bisa kok mencapai 7 sampai 8 ton, kenapa kita tidak? Karena penggunaan bibit sawit yang berkualitas baik," kata Jokowi  di SPBU MT Haryono, Senin (23/12/2019).

Jokowi berkata, pemerintah menargetkan peremajaan pada 500 ribuan hektar lahan kelapa sawit di perkebunan rakyat, dalam tiga tahun. Peremajaan tersebut didanai menggunaan dana sawit yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit. Saat ini, dana yang dikelola BPDP Sawit sekitar Rp20 triliun. Adapun luasan perkebunan rakyat adalah 5,8 juta hektar, dari total 14,3 juta hektar perkebunan sawit di Indonesia.

Jokowi memperkirakan, konsumsi kelapa sawit akan terus meningkat di masa datang, misalnya untuk memenuhi kebutuhan program program bauran pada bahan bakar diesel sebanyak 30 persen (B30), yang dimulai akhir tahun 2019. Ia berkata, kebutuhan masih akan terus meningkat karena ke depannya program B30 akan menjadi B50 hingga B100, serta untuk campuran minyak kelapa sawit pada avtur pesawat terbang.


Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • kelapa sawit
  • BPDP Sawit

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!