BERITA

Jokowi Perintahkan Ahok Awasi Pembangunan Kilang Minyak

Jokowi Perintahkan Ahok Awasi Pembangunan Kilang Minyak

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo memerintahkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengawasi proses pembangunan kilang minyak dan gas baru, maupun pengembangan kilang eksisting perusahaan tersebut.

Jokowi ditanya wartawan mengenai pemanggilan Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Istana Merdeka, Senin (9/12/2019). Jokowi mengatakan, Indonesia 34 tahun tak membangun kilang minyak baru, sehingga lifting minyak per tahunnya terus menurun.


"(Pemanggilan) itu urusan migas. Juga lifting produksi dari migas juga bisa dinaikan. Intinya mereka menyanggupi,"  kata Jokowi di Hotel Mulia, Selasa (10/12/2019).


"Apakah termasuk membersihkan mafia migas juga?" tanya wartawan.


"Pasti ke situ larinya. Juga pembangunan kilang minyak. Pembangunan kilang minyak itu harus. Masa sudah 34 tahun enggak bisa bangun? Itu kebangeten. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya," kata Jokowi.


Ikuti juga informasi lain:


Jokowi mengatakan, pembangunan kilang minyak baru akan memperbesar lifting minyak yang ditargetkan bisa mencapai 2 juta barel per hari.


Adapun saat ini, realisasi lifting minyak hanya berkisar 775 ribu barel per hari. Jokowi menambahkan, pembangunan kilang minyak baru juga diharapkan mampu mengurangi defisit transaksi berjalan dan defisit perdagangan.


Saat ini, Pertamina tengah merencanakan enam proyek kilang minyak baru maupun pengembangan kilang eksisting. Kilang tersebut berada di Dumai, Balikpapan, Balongan, Cilacap, Tuban, dan Bontang.


Enam kilang minyak itu ditargetkan mulai berproduksi antara 2021 hingga 2025. Dari keenam rencana proyek tersebut, hingga kini belum ada yang memulai proses pembangunan.


Selain membahas pembangunan kilang baru, Jokowi juga mengecek persiapan Pertamina menjalankan program Biodiesel 30 persen (B-30) mulai Januari 2020, setelah saat ini menggunakan B20.


Dengan strategi tersebut, menurut Jokowi, Pertamina bisa mengurangi impor minyak, yang pada akhirnya akan menyehatkan defisit transaksi berjakan (current account deficit/CAD). Adapun triwulan III 2019 tercatat defisit transaksi berjalan senilai USD 7,7 miliar atau 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB).


Tengok juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Presiden Jokowi
  • PT Pertamina
  • ahok
  • basuki tjahaja purnama
  • kilang minyak
  • mafia migas

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!