BERITA

BBM Subsidi Jebol, Eks Staf Ahli Pertamina Duga Ada Penyelewengan

BBM Subsidi Jebol, Eks Staf Ahli Pertamina Duga Ada Penyelewengan

KBR, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) melaporkan tahun ini penyaluran BBM subsidi jenis solar melebihi kuota hingga 1,28 juta kiloliter.

Penyaluran BBM subsidi jenis premium juga 'jebol' sebanyak 0,5 juta kiloliter.

Menurut Kurtubi, pengamat sektor energi sekaligus mantan staf ahli Pertamina, hal itu terjadi karena ada banyak celah penyimpangan dalam distribusi BBM.

Kurtubi mengungkapkan, penyimpangan itu bisa saja dilakukan sopir mobil tangki BBM, saat mobil tangki baru keluar dari Terminal BBM. Mobil langsung menuju tempat industri, bukannya ke SPBU.

Penyimpangan juga bisa dilakukan petugas SPBU, yang melayani pembelian BBM subsidi menggunakan jeriken-jeriken.

Kurtubi menduga berbagai kecurangan tadi terjadi karena ada penyelewengan dari orang dalam Pertamina.

Ia juga menduga penyelewengan banyak terjadi di wilayah industri seperti Jakarta dan Karawang-Bekasi.

Kurtubi lantas meminta pemerintah memperketat pengawasan distribusi BBM subsidi.

"BPH Migas harus bekerja sama (melakukan pengawasan) dengan Kepolisian, dengan pejabat-pejabat di daerah, atau dengan sistem yang lebih canggih lagi, dengan digitalisasi, atau dengan di setiap pom bensin dipasangi foto-potret, sehingga bisa memotret nomor polisi yang mengisi BBM bersubsidi," kata Kurtubi kepada KBR, Selasa (31/12/2019).

Kurtubi juga memandang perlu ada revisi terhadap UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, untuk memastikan supaya BBM subsidi hanya diberikan untuk kelompok masyarakat yang tepat, seperti nelayan atau pelaku industri kecil.

Editor: Agus Luqman

  • bbm
  • kuota BBM bersubsidi
  • jebol kuota BBM subsidi
  • Pertamina
  • PT Pertamina

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!