KBR, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menawarkan jalan perundingan dengan Indonesia.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, pihaknya ingin agar Papua Barat berunding dengan Indonesia, dengan syarat melibatkan pihak ketiga yang netral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai mediator.
"Kami prinsipnya tidak ada dialog. Yang kami tawarkan adalah tingkat tinggi dari semua proses, yaitu perundingan segitiga. Artinya, Indonesia, Papua Barat dan pihak ketiga negara atau barang-barang PBB yang mediasi untuk kita berunding. Dialog kami tidak butuh. Kami butuh perundingan segitiga. Indonesia, Papua Barat dan pihak ketiga yang netral," kata Sebby pada KBR (11/12/2018).
Ia mengatakan, jika Indonesia enggan berunding dengan Papua Barat, pihak TPNPB-OPM tidak akan berhenti untuk berperang. Sebby mengatakan, TPNPB siap untuk perang terbuka dengan Indonesia.
"Kami tidak akan berhenti perang, kami akan justru lebih besar lagi. Revolusi di papua, jika Indonesia tidak mau dialog. Itu kami akan punya persiapan perang terbuka, lebih besar lagi kami bikin," kata Sebby.
Baca juga:
-
Pemerintah Tolak Berunding dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
-
Penembakan Pekerja Trans Papua, OPM Klaim Bertanggungjawab
Penembakan Nduga Melanggar HAM
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut peristiwa penembakan puluhan pekerja proyek transpapua di Kabupaten Nduga melanggar hak asasi manusia. Jusuf Kalla menyebut penembakan itu dilakukan kelompok yang tidak berpihak terhadap NKRI.
Menurutnya, kelompok tersebut selalu memutarbalikkan fakta, serta menyalahkan pemerintah dan militer.
“Apa yang terjadi di Papua minggu lalu tentu kita juga menyadari siapa yang melanggar HAM? Tentu bukan tentara. Tapi sebaliknya. Masyarakat yang anti-pemerintah sangat melanggar hak asasi manusia. Harus kita pahami, karena ada cenderung yang melanggar HAM selalu pemerintah, selalu orang lain,” kata Kalla saat memberi sambutan Peringatan HAM Internasional di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Jusuf Kalla menganggap selama ini negara selalu menjadi korban atas aksi pembunuhan oleh kelompok tersebut. Aksi mereka, kata JK, tanpa dasar dan ujung-ujungnya merugikan seluruh warga sipil. Meski begitu, pemerintah terus berupaya menyelesaikan persoalan tersebut.
“Tetapi juga masyarakat melanggar HAM. Membunuh tanpa alasan kepada yang menggarap di Papua itu. Itu pelanggaran hukum yang berat. Aparat, pemerintah, juga dihilangkan hak-haknya, sehingga kita harus menyelesaikan itu,” tambahnya.
Baca juga:
-
Komnas HAM: Tentara Pembunuh Theys Jadi Ka BAIS TNI itu Menyakitkan!
-
Baku Tembak TNI-OPM di Tembagapura, 100 Warga Mengungsi ke Hutan
Editor: Agus Luqman