BERITA

Pendeteksi Tsunami Buoy Kerap Dirusak, Pemerintah Akan Beralih ke Kabel Bawah Laut

Pendeteksi Tsunami Buoy Kerap Dirusak, Pemerintah Akan Beralih ke Kabel Bawah Laut

KBR, Jakarta - Pemerintah berencana untuk tidak lagi menggunakan alat pendeteksi tsunami jenis buoy yang mengapung di permukaan laut, karena kerap bermasalah.

Pemerintah akan beralih menggunakan kabel yang ditanamkan di bawah laut sebagai alat pendeteksi tsunami .

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin mengatakan alat pendeteksi tsunami berjenis Buoy di Indonesia sudah tidak lagi digunakan karena kondisinya telah rusak.

"Jadi kami memutuskan, BPPT  sekarang memutuskan untuk menggunakan sistem berbasis kabel. Jadi tidak ada lagi buoy yang terapung-apung. Sensor yang ada di dasar laut tersambung dengan kabel langsung ke daratan. Kalau tadi kita ambil contoh pulau-pulau di sekitar kompleks Krakatau, pulau-pulau itulah yang tempat kita menerima datanya," kata Ridwan Djamaluddin.

Meski demikian, Ridwan mengatakan, sensor bawah laut akan tetap dipasang untuk mendeteksi bawah laut. Sementara buoy akan digunakan sebagai pengirim data.

Ridwan berharap  pemakaian teknologi kabel bawah laut tidak mudah rusak seperti buoy. Banyak kendala operasional dalam penggunaan buoy, misalnya rantai buoy mudah berkarat.

Namun, tantangan terberat dalam penggunaan buoy adalah masalah kultural yang membuat buoy sengaja dirusak orang.

Ridwan mengatakan, sempat memasang 10 hingga 12 buoy buatan Indonesia, namun buoy tersebut sekarang tak lagi difungsikan karena kondisinya rusak.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sedang mengajukan kepada pemerintah terkait pengadaan kabel bawah laut tersebut.

Editor: Agus Luqman 

  • Tsunami Banten
  • tsunami Selat Sunda
  • korban tsunami Pandeglang
  • tsunami Pandeglang
  • peringatan dini tsunami
  • dampak tsunami Selat Sunda
  • alat pendeteksi tsunami

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!