BERITA

OPM Serang Pekerja, Ini Kelanjutan Trans Papua

OPM Serang Pekerja, Ini Kelanjutan Trans Papua

KBR, Jakarta-  Presiden Joko Widodo  memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Basuki Hadimuljono segera mengebut pengerjaan proyek Trans Papua , meski terjadi penembakan terhadap 31 pekerja di Kabupaten Nduga, akhir pekan lalu. Jokowi mengatakan, negara tak takut dengan penembakan tersebut. Menurut dia, peristiwa itu justru mendorong pemerintah untuk mengebut pengerjaan proyek, agar keadilan untuk warga Papua bisa terwujud.

Ia  memerintahkan Panglima TNI Hadi Tjahjanto  dan Kapolri Tito Karnavian mengirim tambahan personil untuk menjaga pengerjaan proyek-proyek infrastruktur tersebut.

"Kita tidak akan pernah takut. Dan ini malah membuat tekad kita membara untuk melanjutkan tugas besar kita membangun tanah Papua. Tadi juga saya menyampaikan kepada Menteri PU, pembangunan jalan di Wamena-Mamugu tetap diteruskan, Transpapua sepanjang 4.600 kilometer harus segera diselesaikan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (05/12/2018).


Jokowi mengatakan, Kabupaten Nduga yang menjadi lokasi penembakan adalah bagian dari proyek jalan dan jembatan Wamena-Mamugu sepanjang 278 kilometer. Pada proyek tersebut, juga harus dibangun 35 jembatan untuk menyambungkannya.


Jokowi menilai, peristiwa pembunuhan memang menjadi ancaman untuk para pekerja. Padahal, kata Jokowi, selama ini para pekerja harus bekerja di medan yang sulit. Kesulitan utama menurut Jokowi adalah soal cuaca dan letak geografisnya yang berada di ketinggian 3.000 sampai 4.000 meter di atas permukaan laut. Sehingga, material dan berbagai peralatan proyek harus didatangkan menggunakan helikopter.

Baca: Penembakan Pekerja Trans Papua, Menhan: Pemberontakan   


Sementara itu,  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono masih menunggu rekomendasi Kapolda dan Pangdam Cenderawasih Papua untuk melanjutkan proyek Transpapua, yang  dihentikan sementara pascapenembakan terhadap 31 pekerja di Nduga, akhir pekan lalu. Basuki memastikan pengerjaan proyek tersebut akan langsung dikebut, setelah mengantongi izin Kodam dan Polda Papua.

Ia beralasan, izin itu juga berarti penerjunan personil dari TNI dan polisi untuk menjaga setiap titik proyek Transpapua.

"Sehingga 2019, yang namanya Transpapua tembus semua. Ini akan terus kita lakukan. Termasuk yang dari 35 jembatan tadi, setelah mendapat rekomendasi dari keamanan, Kodam dan kepolisian kita jalan terus. Tidak ada satu pun jalan Transpapua dihentikan," kata Basuki di Istana Merdeka, Rabu (05/12/2018).


Basuki mengatakan, total proyek jalan di Papua mencapai 4.600 kilometer, yang terdiri dari Transpapua 3.500 kilometer dan jalan perbatasan (non-Transpapua) 1.100 kilometer. Pada tahun depan, setelah ada pengerjaan 945 kilometer, maka proyek Transpapua akan tersambung sepenuhnya.


Adapun proyek pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, adalah bagian dari seksi lima Wamena-Mamugu, panjangnya 278 kilometer dengan 35 jembatan. Meski sudah terbangun jalannya, kata Basuki, masih perlu membangun jembatan yang sedang dikerjakan PT Istaka Karya dan PT Brantas Abipraya.


Salah satu pelaksana proyek PT Istaka Karya menghentikan sementara proyek jembatan Habema - Mugi di jalur Trans Papua, tepatnya di Kali Yigi dan Kali Aurak, Kabupaten Nduga, hingga  mendapat jaminan  dari aparat keamanan. Direktur Utama PT Istaka Karya, Sigit Winarto mengatakan, belum dipastikan sampai kapan penghentian akan dilakukan, namun ia menegaskan proyek tersebut akan kembali dilanjurkan.

Sigit mengatakan, PT Istaka akan mengevaluasi kembali langkah perlindungan para pekerja sebelum proyek tersebut dimulai kembali.

"Proyek di stop  sampai situasi kondusif kembali. Kemudian kita akan koordinasi dengan TNI polri dan aparat keamanan. Kita akan susun langkah perlindungan terhadap pekerja karena dipastikan proyek ini harus tetap berjalan sesuai instruksi presiden langsung bahwa proyek ini harus diselesaikan. Untuk memulai lagi kita butuh rekomendasi atau evaluasi bersama terhadap perlindungan pekerja kami," kata Sigit pada KBR (5/12/18).


Sigit mengatakan sebelum insiden pembantaian ini, tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan di proyek tersebut sehingga sebelumnya proyek dapat dikatakan aman. Sigit menambahkan, PT Istaka akan membantu dan mengawasi korban insiden ini mulai dari proses evakuasi hingga pemulangan jenazah ke kota-masing-masing. Sigit menambahkan, PT Istaka juga akan memberikan santunan bagi keluarga korban.


Baca juga:

    <li><b><span id="pastemarkerend"><a href="https://kbr.id/editorial/12-2018/menangani_papua/98366.html">Menangani Papua&nbsp;</a></span></b></li>
    
    <li><span id="pastemarkerend"><b><a href="https://kbr.id/nasional/12-2018/polisi_kejar_pelaku_penembakan_puluhan_pekerja_trans_papua/98364.html">Polisi Kejar Pelaku Penembakan Puluhan Pekerja Trans Papua</a>&nbsp; </b><span id="pastemarkerend"><br>
    

Editor: Kurniati

  • Penembakan Nduga
  • Kapolri
  • DPR RI
  • Tito Karnavian
  • Bambang Soesatyo
  • penembakan di Papua
  • Transpapua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!