KBR, Denpasar- Setelah melalui beberapa kali pertemuan, Ustaz Somad bisa berceramah di Bali. Pertemuan yang difasilitasi Kapolresta Denpasar, Hadi Purnomo berlangsung di Abang Room Hotel Aston Denpasar.
Hadi Purnomo mengatakan unjuk rasa karena miskomunikasi antara pihak Sandi Murthi dengan pihak Ustaz Somad.
Usai dipertemukan terjadi persamaan persepsi dan pihaknya tidak ingin terjadi Sara karena perbedaan agama.
“Ustaz Somad tetap melanjutkan. Karena kalau tidak ini akan berdampak panjang seakan-akan umat Hindu ini menolak umat Islam di Bali. Ini kita tidak ingin dan kita tetap akan memonitor apa yang disampaikan oleh ustaz Somad. Dan dia juga janji membuat sejuk perbedaan itu lebih indah," ujar Hadi usai pertemuan, Jumat (08/12)
Ustadz Somad rencananya akan mengisi acara Maulid Nabi di masjid Kampung Jawa dan Masjid An Nur Sanglah.
Kata Gus Yadi dari Pondok Pesantren Soko Guru Tunggal Abdulrahman Wahid 3 ada kesalahpahaman sehingga terjadinya penolakan atas kehadiran ustaz Somad. Saat ini massa sudah meninggalkan halaman Hotel Aston Denpasar.
Sebelumnya sekitar seratus orang dari Gerakan Nasionalis Patriot Indonesia, Perguruan Sandi Murti dan ormas Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Bali berunjuk rasa menolak kehadiran penceramah Abdul Somad alias Ustaz Somad di Bali.
Salah satu yang menolak kehadiran Ustad Somad adalah Pariyadi alias Gus Yadi, pemimpin Pondok Pesantren Soko Tunggal Abdurrahman Wahid 3 Bali. Gus Yadi mengatakan Ustad Somad ditolak masuk Bali karena selalu menyebut kafir kepada yang tidak seiman. Selain itu, kata Gus Yadi, Usad Somad juga terus-menerus bicara soal khilafah dan mengomentari simbol-simbol agama lain.
Gus Yadi mengatakan sebelumnya, perwakilan ormas Bali sudah meminta agar Ustaz Somad disumpah di bawah Alquran untuk setia pada Pancasila, NKRI, mencium bendera Merah Putih dan tidak menyebut kata-kata kafir dalam ceramahnya. Namun, kata Gus Yadi, permintaan itu ditolak Ustad Somad.
"Kami dapat informasi dari panitia ternyata dia tidak mau mencium bendera Merah Putih karena dinilai haram. Itu kan statemen khilafah, kelompok yang ingin mendirikan negara Islam. Nabi Muhammad tidak ingin negara Islam. Para ulama sudah mendirikan Republik ini, tidak ingin negara Islam. Ini Republik Indonesia. Jadi kita minta Somad dipulangkan hari ini juga. Itu konsekwensi mereka ingkar janji," kata Gus Yadi di Denpasar, Bali, Jumat (8/12/2017).
Editor: Rony Sitanggang