BERITA

Pendanaan Terorisme Lewat Bitcoin, Menkominfo: Kami Awasi Situsnya

"Proses transaksi Bitcoin tidak sederhana, karena harus dikonversikan ke mata uang rupiah."

Pendanaan Terorisme Lewat Bitcoin, Menkominfo: Kami Awasi Situsnya
Situs bitcoin. Foto: KBR

KBR, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pendanaan aktivitas terorisme memang bisa menggunakan uang virtual atau Bitcoin. Namun, kata Rudi, proses transaksi Bitcoin tidak sederhana, karena harus dikonversikan ke mata uang rupiah. Sehingga, kata dia, fokus pengawasan kementeriannya pada situs atau website yang memfasilitasi transaksi tersebut.

"(Pendanaan terorisme lewat Bitcoin?) Iya bisa jadi. Tetapi kan kalau sudah lewat Bitcoin, Bitcoin itu sendiri kan harus dikonversi ke mata uang setempat. (Antisipasinya?) Kalau masalah terorime, ada dua, ada yang situs dan media sosial. Kalau situs tidak ada ampun. Kalau media sosial juga sudah mulai. Ini pada ngeh enggak sih, sebetulnya Facebook bisa saya blok?" kata Rudiantara di Hotel Four Seasons, Kamis (22/12/16).


Rudiantara mengatakan, kementeriannya saat ini sudah berupaya menekan kegiatan terorisme di internet, yakni dengan memblokir situs atau akun di media sosial. Dia juga mengklaim mampu menekan situs besar seperti media sosial Facebook, seperti pada November lalu, karena dinilai tidak mau bekerja sama untuk kepentingan Indonesia.


Sebelumnya, Kapolri Tito Karnavian menyatakan pendanaan aktivitas terorisme sudah menggunakan uang vitual atau bitcoin. Selain itu, proses rekrutmen kelompok terorisme juga sudah merambah media sosial, termasuk proses pelatihannya.

Kata dia, konsep pelatihan kelompok terorisme sudah bukan lagi secara fisik, melainkan memanfaatkan internet.

Editor: Sasmito

  • Kemenkominfo
  • Bitcoin
  • ancaman terorisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!