BERITA

Jelang Natal dan Tahun Baru, Mendag Klaim Tak Ada Kenaikan Harga Pangan

""Seluruh komoditas pangan tidak ada gejolak harga. Kami semua sudah mengecek dari pasar-pasar besar, bukan hanya di Jakarta.""

Dian Kurniati

Jelang Natal dan Tahun Baru, Mendag  Klaim Tak Ada Kenaikan Harga Pangan
Ilustrasi (Foto: KBR/Musyafa)


KBR, Jakarta- Pemerintah mengklaim   tidak ada kenaikan harga pangan di momen jelang hari raya Natal dan tahun baru. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita   mengatakan, seluruh direktur jenderalnya sudah berkeliling pasar Induk hingga ke Papua untuk mengecek harga pangan.

Dia juga mengklaim stok pangan saat ini cukup hingga sekitar tiga bulan mendatang.

"Seluruh komoditas pangan tidak ada gejolak harga. Kami semua sudah mengecek dari pasar-pasar besar, bukan hanya di Jakarta. Jadi kita melihat stok dan kondisi harga, dan pergerakan atas harga. Ada bergerak sedikit, kita undang distributornya. Jangan main-main. Yang paling pokok adalah beras. Kami melihat di pasar induk, mereka tiga sampai empat bulan siap. Kemudian yang kedua mengenai gula. Gula dengan operasi yang dulu, dicetak Rp 12.500, belum semua masuk," kata Enggartiasto di kantornya, Selasa (20/12/16).


Enggartiasto mengatakan, saat ini memang terjadi kenaikan harga pada komoditas cabai. Kata dia, harga cabai yang melonjak itu karena pasokan yang terbatas akibat curah hujan yang tinggi. Meski begitu, Enggartiasto menyebut itu bukan hal yang serius, karena akan pulih seiring dengan perubahan cuaca.


Enggartiasto berujar, komoditas lain yang menjadi fokus adalah beras dan gula. Meski harganya sempat naik, dia menjamin stoknya akan cukup. Enggartiasto juga memastikan dari harga pangan yang terkendali, inflasi pada bulan Desember tidak akan tinggi.


Editor: Rony Sitanggang

  • Natal dan Tahun Baru 2017
  • Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!