BERITA

Eks Teroris Beraksi Kembali, BNPT: Beri Program Pemberdayaan

""Yang di luar lapas ini, begitu keluar, sangat dinamis. Itu pun ada faktor-faktor sosial yang punya korelasi,""

Rio Tuasikal

Eks Teroris Beraksi Kembali, BNPT: Beri Program Pemberdayaan
nggota kepolisian berjaga di dekat rumah terduga teroris seusai penggerebekan di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (21/12). (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan bekas napi terorisme harus diberikan berbagai program pemberdayaan supaya tidak kembali ke kelompoknya. Kepala BNPT Suhardi Alius menyatakan bekas napi harus mandiri secara ekonomi. Hal ini agar mereka mampu menahan pengaruh kelompok radikal yang kembali mendekatinya.

"Yang di luar lapas ini, begitu keluar, sangat dinamis. Itu pun ada faktor-faktor sosial yang punya korelasi," ungkapnya kepada KBR.


"Keluarnya sudah berpindah-pindah tempatnya, dari Aceh, pindah ke Kalimantan, pindah ke Sulawesi. Tahunya tempatnya nggak steril. Sudah bagus di dalam Lapas, di luar tahu-tahu bergaul (dengan kelompoknya kembali)," tambahnya.


Suhardi  meminta Pemerintah Daerah mendata bekas napi yang  ada di wilayah masing-masing. Pemda harus memberikan pelatihan kewirausahaan atau menjamin biaya sekolah anaknya. Kata dia, inilah yang disebut deradikalisasi di luar tahanan.


Sementara untuk deradikalisasi di dalam tahanan, dia mengklaim program tersebut  berhasil. Buktinya, ujarnya, dari 400-an bekas napi hanya segelintir yang kembali ke kelompoknya dan melakukan aksi.


"Coba lihat Ali Fauzi dan Umar Patek," katanya memberikan contoh keberhasilan program.


Sementara itu, masih ada 200-an napi yang menjalani hukuman dan mengikuti program deradikalisasi. Mereka berada di 70-an penjara dan 2 rutan. Para napi ini dibagi ke empat kategori, mulai yang paling mudah berubah hingga yang masih tidak mau diajak bicara. 


Editor: Rony Sitanggang

  • deradikalisasi
  • Kepala BNPT Suhardi Alius
  • terorisme

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!