BERITA

FNF Demo Tuntut Nasionalisasi Freeport Indonesia

"Koordinator FNF, Ide Bagus Arief mengatakan, aksi serupa juga akan dilakukan secara terus menerus oleh pemuda-pemuda lain di berbagai daerah. "

FNF Demo Tuntut Nasionalisasi Freeport Indonesia
Demo pemuda di Depan Kantor Freeport Indonesia di Jakarta.

KBR, Jakarta - Ratusan orang yang tergabung dalam Front Nasionalisasi Freeport (FNF) melakukan aksi di depan kantor PT Freeport Indonesia di Jakarta, Selasa (8/12/2014). Massa aksi yang terdiri dari pemuda berbagai profesi itu menuntut agar pemerintah mau menasionalisasi  aset PT Freeport Indonesia.

Koordinator FNF, Ide Bagus Arief  mengatakan, aksi serupa juga akan dilakukan secara terus menerus oleh pemuda-pemuda lain di berbagai daerah.

"Kami bosan dengan politik orang tua. Mereka rakus dan curang. Untuk melawan kepala batu, bagi kami, keras kepala atau koppig itu perlu. Seruan nasionalisasi Freeport jadi momentum mengemansipasi mental bangsa," ujar Ide Bagus Arief di Jakarta, Selasa (8/12).


Ide Bagus Arief juga meminta pemerintah tidak menghabiskan energi untuk memantau persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR atas kasus etik Ketua DPR Setya Novanto. Sementara, kata dia, persoalan lain seperti kewajiban divestasi saham PT Freeport sebesar 30 persen justru tidak terlaksana.


"Kepemudaan saya terusik. Melihat saudara sebangsa di Papua yang terus ditindas. Tidak mungkin kita tinggal diam menyaksikan anak-anak muda turun ke jalan sendirian. Mereka adalah teman-teman kita juga. Kita akan satu barisan," tegas Ide Bagus Arief. 

Sebagai info, Kontrak PT Freeport Indonesia akan habis pada 2021. Sementara, keputusan perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia baru dapat dilakukan pada 2019 atau 2 tahun sebelum kontrak habis.


  • kontrak karya freeport
  • nasionalisasi freeport
  • Pemuda
  • FNF

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!