BERITA

Bos Freeport Mundur Tak Pengaruhi Kebijakan Indonesia atas Freeport

"Pembangunan smelter tetap harus selesai Januari 2016"

Bos Freeport Mundur Tak Pengaruhi Kebijakan Indonesia atas Freeport
Aktivitas di kawasan tambang PT Freeport Indonesia. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Kementerian ESDM mengatakan kebijakan yang berlaku bagi Freeport tidak akan berubah meski pendiri dan pimpinan perusahaan itu mengundurkan diri. Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kemen ESDM Mohammad Hidayat menyatakan, kebijakan itu diantaranya soal divestasi saham dan tuntutan untuk membangun fasilitas pemurnian bijih mineral, atau smelter, di Indonesia. Hidayat mengaku hingga kini pihaknya terus memantau perkembangan pembangunan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur. Bila tidak ada kemajuan, pemerintah bisa memutus izin ekspor konsentrat Freeport yang berakhir Januari 2016. 

"Kami memang belum menerima secara formal susunan Direksi Freeport yang baru, jadi kami belum mengetahui kebijakannya seperti apa. Tapi terkait dengan smelter, itu sudah diperjelas, Januari sudah harus selesai. Kita tidak peduli siapapun direksinya nanti, tapi aturannya seperti itu," katanya, Selasa (29/12/2015). 

Sebelumnya, Pimpinan dan Pendiri perusahaan pertambangan Freeport-McMoran, James Moffet mengundurkan diri dari jabatannya. Penyebabnya adalah harga komoditas yang terus jatuh, yang memaksa perusahaan memangkas jumlah karyawan maupun produksi. Freeport-McMoran adalah salah satu produsen emas dan tembaga terbesar dunia. Salah satu anak perusahaan itu beroperasi di Papua, Indonesia, dengan menggunakan nama perusahaan PT Freeport Indonesia. 

Editor: Malika

  • PT Freeport Indonesia
  • James Moffet
  • esdm
  • bos freeport mundur
  • smelter freeport

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!