NASIONAL

Presiden Jokowi Sebut Tata Niaga Batubara Buruk

Presiden Jokowi Sebut Tata Niaga Batubara Buruk

KBR, Gorontalo - Presiden Joko Widodo menyatakan pengelolaan tata niaga batubara di dalam negeri buruk. Hal ini jadi sebab, pemerataan akses listrik di kawasan Indonesia Timur jadi terhambat. Presiden mengatakan hal ini setelah mendapatkan laporan kalau Gorontalo kekurangan pasokan listrik hingga 30 Megawatt. Dia berjanji akan membereskan masalah ini dalam jangka waktu dua tahun.

“Padahal kita punya batubara, yang beli batubara malah kita kirim ke negara yang lain, mereka listriknya terang benderang tidak pernah mati, batubaranya semuanya dari kita. Kita yang memiliki malah mati setiap hari, ini ada kesalahan strategi," jelas Presiden Joko Widodo di Gorontalo.

Dia berjanji akan membereskan masalah ini dalam jangka waktu dua tahun. "Saya cek kenapa power plan kita terlambat, ternyata kita cenderung mendahulukan eksportnya. kalo saya mestinya dalam negerinya dulu dirampungkan. Selesai, rampung, kecukupan semuanya, sisanya baru di eksport untuk penerimaan negara.”

Jokowi juga menegaskan akan segera memperbaiki kesalahan strategi yang ada untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi, termasuk krisis listrik di seluruh Indonesia. Dalam programnya, Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Ini juga akan dibarengi dengan tambahan pasokan listrik sebesar 34 ribu MW hingga 2019 mendatang.

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie melapor ke presiden kalau wilayahnya krisis listrik. Untuk mengatasi hal ini, Gorontalo harus mendapatkan tambahan daya sebesar 30 MW. Menurutnya, beban puncak penggunaan listrik di daerahnya saat ini tembus hingga 80 mega watt, sedang ketersediaan listrik hanya 50 mega watt.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, Gorontalo masih dibantu oleh pasokan listrik dari Sulawesi Utara melalui kabel penghubung yang ada. “Insya Allah dengan programnya bapak presiden untuk membangun tiga puluh lima ribu mega listrik di Indonesia, mudah-mudahan Gorontalo tidak terlewatkan dalam program itu bapak presiden.”

Rusli Habibie menambahkan, ketersediaan listrik bisa terpenuhi jika sejumlah pembangunan proyek pengadaan listrik yang telah dirancang beberapa tahun lalu bisa segera direalisasikan. Beberapa proyek tersebut yakni PLTU di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara dan PLTG di Kabupaten Pohuwato.


Editor: Irvan Imamsyah

  • krisis listrik
  • batubara
  • jokowi
  • gorontalo
  • Portalkbr

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!