NASIONAL

Pertamina Bingung Jika Kuota BBM Bersubsidi Habis

"Pertamina menyebut belum bisa menanggung kekurangan subsidi BBM jika kuotanya habis sebelum akhir tahun nanti."

Pertamina Bingung Jika Kuota BBM Bersubsidi Habis
bbm subsidi, harga, jokowi

KBR,Jakarta - Pertamina menyebut belum bisa menanggung kekurangan subsidi BBM jika kuotanya habis sebelum akhir tahun nanti. 


Juru Bicara Pertamina, Ali Mundakir mengatakan perusahannya masih menunggu aturan legal dan formal terkait penggantian biaya subsidi BBM. Apakah penjualan BBM bersubsidi di luar batas kuota akan diganti dalam APBN 2015 atau Rancanagan APBN 2016.


"Pemerintah kan akan mengganti. Nah, menggantinya pemerintah mau pakai anggaran apa? Semua anggaran yang dikeluarkan pemerintah kan harus melalui mekanisme APBN. Pemerintah harus bicara dengan DPR. Perkara dibayarnya tahun berapa itu kan soal lain. Tapi mekanisme legal-formalnya ada. Pertamina kan gak bisa melakukan tanpa ada dasar hukum," kata Ali di sela acara Pertamina Energy Outlook 2015 di Jakarta, Rabu (4/12).


Ali menambahkan, dalam hitungan kasar penggunaan BBM bersubsidi akan jebol hingga 1,4 juta kilo liter. Itu sudah dibantu dengan pengurangan konsumsi 500 ribu kilo liter pasca naiknya harga BBM. 


Ali berharap pemerintah segera mengeluarkan aturan untuk mengganti dana subsidi yang jebol. Sebelum perkiraan kuota BBM subsidi yang akan habis pada 24 Desember nanti.


"Kalau tahun-tahun sebelumnya ada pembicaraan dengan pemerintah dan DPR. Dibahas di Komisi VII, lalu di bawa ke Badan Anggaran, dan masuk di APBN," kata Ali.


Meski demikian, Pertamina mengklaim siap jika harus melayani penjualan BBM bersubsidi di luar kuota yang sudah ditentukan 46 juta KL. "Kita siap. Stok kita memang selalu kita maintain di 18 hari," ujar Ali.


Editor: Antonius Eko 


  • bbm subsidi
  • harga
  • jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!